Menolak Lupa Tragedi 12 Mei 1998

12 Mei 2018 5:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peringatan tragedi 12 Mei. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan tragedi 12 Mei. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pada Mei 1998, aksi turun ke jalan menjadi hal yang sering dilakukan oleh kalangan mahasiswa dan elemen pro-demokrasi lainnya. Bukan tanpa sebab, mereka bergerak karena merasa bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Mulai dari isu korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang diperparah dengan adanya krisis moneter 1998 menjadi dua dari banyaknya alasan bagi mereka untuk turun ke jalan, meneriakan satu kata dengan lantang: Reformasi!
Mahasiswa yang aksi di UI Salemba. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan dan Firman Hidayatullah)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa yang aksi di UI Salemba. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan dan Firman Hidayatullah)
Gelombang demonstrasi yang semakin besar pecah pada 12 Mei 1998. Namun sayang, rezim orba di bawah kekuasaan Presiden Soeharto melakukan pola-pola represif untuk meredam aksi, seperti melakukan penembakan di luar proses hukum hingga melakukan tindak penganiayaan lainnya terhadap demonstran.
Tindakan represif tersebut menewaskan empat orang mahasiswa Trisakti. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hery Hartanto, dan Hendriawan Sie. Insiden itu dikenal sebagai tragedi Trisakti.
Forum Kota orasi di Bundaran HI. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Forum Kota orasi di Bundaran HI. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Dalam kertas posisi yang dikeluarkan oleh Kontras pada 2006, selain korban tewas, tercatat korban yang mengalami luka akibat tragedi itu mencapai 681 orang. Mereka merupakan demonstran yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dalam laporan Komnas HAM, selepas tragedi Trisakti, terjadi kerusuhan massal pada 13-15 Mei yang dipicu oleh kemarahan publik atas tewasnya empat mahasiswa tersebut. Akibatnya, demonstrasi pecah di banyak kota besar di Indonesia, termasuk di Jakarta. Buntutnya, Soeharto harus lengser dari pucuk kekuasaan yang sudah ia pegang selama lebih dari 30 tahun.
Kini, setiap tahunnya, tepat pada tanggal 12 Mei, baik mahasiswa maupun kerabat korban memperingati tragedi Trisakti. Tahun lalu, sejumlah mahasiswa dari Trisakti memperingatinya dengan melakukan tabur bunga di makam korban.
Peristiwa tragedi Mei 1998 (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Peristiwa tragedi Mei 1998 (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Sedangkan tadi malam, tepat saat hari menunjukan tanggal 12, sejumlah mahasiswa dan kerabat korban menyalakan lilin di Tugu Reformasi, Kampus Trisakti Jakbar.
Peringatan tragedi Mei 1998 (Foto: Twitter TMC Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan tragedi Mei 1998 (Foto: Twitter TMC Polri)
Peringatan tragedi Mei 1998 (Foto: Twitter TMC Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Peringatan tragedi Mei 1998 (Foto: Twitter TMC Polri)