Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Di usia yang tak lagi muda, Sri Salami (78) harus tetap berjualan baju bekas di pinggir Jalan Veteran, Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. Hal ini dia lakukan lantaran enggan mencari uang dengan mengemis di jalanan.
ADVERTISEMENT
Mbah Salami, begitu panggilannya, mengaku sudah berjualan baju bekas selama 52 tahun. Bahkan, kegiatan ini telah dia lakukan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Saat itu, Mbah Salami membantu ibunya berjualan baju keliling. Dia mengatakan selalu membantu orang tuanya berjualan baju keliling usai pulang sekolah setiap hari.
"Saya berjualan baju bekas selama 52 tahun di pinggir Jalan Veteran. Saya pilih tidak mengemis," katanya saat ditemui kumparan, Jumat (31/1).
Dia juga menceritakan pengalaman pertamanya berjualan baju keliling bersama enam orang temannya. Mereka, lanjutnya, berjualan baju bekas di pinggir Jalan Veteran. Sayangnya, Mbah Salami mengatakan keenam temannya saat ini sudah meninggal dunia.
"Ya tinggal saya yang bertahan berjualan baju bekas di pinggir jalan. Untuk sampai tiba di lokasi berjualan, setiap hari saya berjalan kaki sejauh 3 km dari rumah," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dia juga harus menempuh jalan pulang setiap hari dengan berjalan. Di tengah cuaca yang tak menentu seperti sekarang, Mbah Salami terkadang harus merasakan kehujanan dan berteduh hingga hujan reda.
"Sebagai pedagang tidak setiap hari jualannya laku. Saya pernah merasakan selama empat hari jualannya tidak laku. Peminat baju bekas sekarang tidak seramai dulu. Sehari untung Rp 20 ribu juga pernah. Saya ikhlas saja," papar dia.
Tak cukup sampai di situ, Mbah Salami mengatakan kalau dia hanya makan satu sampai dua kali setiap hari. Bahkan, kadang dia dibantu oleh keponakannya membeli nasi dan lauk saat ada uang.
"Saya hidup sebatang kara. Suami telah lama meninggal dan saya tidak memiliki anak. Sekarang tinggal di rumah adik saya yang saat ini sudah punya anak cucu," terang dia.
ADVERTISEMENT
Meski hidup terbatas, Mbah Salami masih berusaha menyisihkan uang untuk membeli buah tangan untuk keponakannya saat pulang kerja. Dia justru bersyukur masih diberi kesehatan dan tak merasakan sakit yang cukup parah di usia senjanya seperti sekarang.
"Saya akan tetap berjualan baju bekas karena tidak punya keahlian lain. Apalagi usia saya juga sudah tua," pungkasnya.