Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Menpar Ungkap Program Prioritas di 2025: Wisata Bersih Hingga Tourism 5.0
19 Februari 2025 15:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana, menyampaikan 5 program prioritas kementeriannya di tahun 2025. Ada program Gerakan Wisata Bersih sampai Wisata Naik Kelas.
ADVERTISEMENT
Hal ini ia sampaikan saat memberikan keynote speech di acara kumparan Economic Insights, di The Westin Jakarta, pada Rabu (19/2).
“Untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang, Kementerian Pariwisata mengembangkan lima program prioritas tahun ini,” ujar Widiyanti.
“Yaitu Gerakan Wisata Bersih untuk meningkatkan daya saing destinasi,” sambungnya.
Program prioritas kedua adalah Tourism 5.0, di mana Kemenpar akan meningkatkan penggunaan AI dan digitalisasi di sektor pariwisata.
“Program ini memungkinkan pemasaran yang lebih terarah dan meningkatkan tingkat konversi, menjangkau audiens lebih luas, dan mendorong lebih banyak wisatawan untuk berkunjung,” jelas Widiyanti.
Selanjutnya, Widiyanti menjelaskan, adalah program yang bertajuk Pariwisata Naik Kelas.
“Program ini menonjolkan pengalaman wisata yang lain dari Indonesia dan membangun high quality tourism. Ada minat tinggi untuk topik gastronomi, marine, wellness, dan yang saat ini belum dikembangkan secara optimal,” ucapnya.
Yang keempat, adalah program pengadaan event di destinasi-destinasi wisata. Menurut Widiyanti, program ini sebelumnya sudah memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
ADVERTISEMENT
“Sudah terlihat dari beberapa kali dilaksanakan dampak ekonominya bisa berlipat ganda dari hanya 2 atau 3 hari pelaksanaan event. Akan ideal apabila kita bangun ini dengan hak kekayaan intelektual Indonesia,” jelasnya.
Yang terakhir adalah pengembangan Desa Wisata. Menurut Widiyanti, kini Indonesia memiliki 6.000 desa wisata.
“Ini program yang penting terutama untuk pemerataan pembangunan dan merintis pertumbuhan ekonomi dari desa,” tuturnya.
Widiyanti menjelaskan, pertumbuhan pariwisata di Indonesia bukan hanya tugas dari Kementerian Pariwisata, melainkan kerja sama dan kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan.
“Seperti dari sektor publik, Kementerian Pariwisata, pemerintah daerah dan mengambil kebijakan, menciptakan regulasi yang mendukung dari mitra global seperti institusi internasional yang mendorong standar kelas dunia dan membuka ruang kolaborasi dengan global,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pihak swasta, Widiyanti melanjutkan, juga menjadi salah satu pihak yang memiliki andil dalam pengembangan pariwisata.
“Dari sektor swasta, investor, pengembang real estate, agen perjalanan, serta penyedia transportasi, atraksi, dan amenitas yang membangun destinasi dan layanan,” ujarnya.
“Dan dari komunitas pendukung seperti asosiasi, media, platform daring, akademisi dan masyarakat yang mempromosikan pariwisata, menghadirkan inovasi dan mengedukasi pasar,” sambungnya.
Ia pun mengajak para audiens kumparan The Economic Insights untuk turut terlibat dalam pembangunan pariwisata lokal agar menjadi pilihan utama destinasi wisata global.
“Pariwisata bukan sekadar satu sektor dalam perekonomian kita. Ia adalah wajah bangsa, jembatan budaya, dan peluang kesejahteraan. Dari destinasi yang hidup tercipta lapangan kerja, tumbuh peluang usaha dan mengalirnya investasi yang menggerakkan perekonomian,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
“Namun kemajuan lahir dari kolaborasi, karena itu saya mengajak bapak dan ibu sekalian menjadi bagian dari transformasi pariwisata Indonesia. Mari bersama kita wujudkan pariwisata yang berkelanjutan, pariwisata yang merata, dan berkelas dunia. Bersama kita membangun warisan, membangun Indonesia,” tutupnya.