Mensos: 11,42% Disabilitas Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

3 Desember 2024 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyerahkan bantuan donasi dari Kitabisa kepada delapan penerima manfaat dan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) di Sentra Handayani Jakarta, Selasa (12/11/2024). Foto: Dok. Kemensos
zoom-in-whitePerbesar
Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyerahkan bantuan donasi dari Kitabisa kepada delapan penerima manfaat dan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) di Sentra Handayani Jakarta, Selasa (12/11/2024). Foto: Dok. Kemensos
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengungkap penyandang disabilitas belum mendapatkan akses yang sama atas pendidikan, pekerjaan, dan kesempatan berkarya. Mereka harusnya mendapatkan hak yang sama sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
ADVERTISEMENT
"Kita menyadari belum semua penyandang disabilitas memperoleh akses sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut," ujar sosok yang akrab dipanggil Gus Ipul di atas mimbar acara puncak Hari Disabilitas Internasional di TIM, Jakpus, Selasa (3/12).
Menurut Gus Ipul, ada 11,42 persen penyandang disabilitas yang hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan ada sekitar 50 persen penyandang disabilitas yang tak mengenyam pendidikan.
"Dari data ini, sebesar 11,42% Orang Penyandang Disabilitas hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar 71,4% Penyandang Disabilitas masih bekerja pada sektor informal, dan 50% anak usia sekolah penyandang disabilitas belum bisa mengenyam Pendidikan yang layak. Sebanyak 24% Penyandang Disabilitas belum memiliki asuransi Kesehatan. Sementara itu, kuota kerja untuk Penyandang Disabilitas sebesar 2% untuk instansi pemerintah dan 1% instansi swasta juga belum sepenuhnya terwujud," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Komitmen Presiden Prabowo
Atas hal itu, Saifullah pun menegaskan komitmen pemerintah, terutama janji dalam pidato yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto, untuk memberikan hak-hak yang telah diatur di dalam undang-undang bagi para penyandang disabilitas.
"Komitmen Presiden dan Wapres kepada Penyandang Disabilitas, secara khusus tertuang di dalam Asta Cita yang ke-4, yaitu: 'Memperkuat Pembangunan sumberdaya manusia, sains, teknologi, Pendidikan, Kesehatan, prestasi olahraga dan kesetaraan gender, serta penguatan perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas'. Komitmen tersebut diperkuat pada poin ke 10 dari 17 program prioritas Presiden tentang pentingnya penguatan peran dan perlindungan hak-hak penyandang disabilitas," sambungnya.
Lebih lanjut, dalam mewujudkan cita-cita presiden dan amanah undang-undang itu, Kemensos pun menyebutkan telah menyiapkan 4 program.
"Pertama, program makan bergizi gratis dua kali sehari kepada 42 ribu orang penyandang disabilitas, yang pelaksanaanya melibatkan Kelompok Masyarakat. Kedua, Sebanyak 428 ribu orang penyandang disabilitas menjadi peserta Program Keluarga Harapan (PKH)," tutur Saiful.
ADVERTISEMENT
Keempat program ini, katanya, akan mulai berjalan pada tahun 2025 mendatang.
"Ketiga, ada 588 ribu orang penyandang disabilitas telah mendapatkan Program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai). Keempat, terdapat 69 ribu orang menerima Program Asistensi-Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa berbagai peralatan yang mereka butuhkan di antaranya, alat bantu dengar, kursi roda dan lain-lain," pungkasnya.
Peringatan Hari Disabilitas Internasional oleh Kemensos telah diselenggarakan sejak Minggu 1 Desember lalu. Kegiatan ini dihadiri berbagai bazaar hingga pameran karya dari para penyandang disabilitas.
Dalam acara puncak, Wapres Gibran Rakabuming Raka pun turut hadir. Di sana sejumlah penampilan dari penyandang disabilitas memeriahkan acara yang meramaikan kawasan Taman Ismail Marzuki.