Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mensos: Banyak yang Cari Ilmu Agama Lewat Gadget Sehingga Jadi Sesat
15 Juli 2017 20:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Mensos Khofifah mewanti-wanti penyebaran ajaran radikal di kalangan generasi muda. Menurut dia, banyak di kalangan muda yang belajar ilmu lewat gadget, sehingga rentan disesatkan.
ADVERTISEMENT
"Mayoritas orang mencari ilmu lewat gadget. Banyak yang menjadi sesat karena tidak mengetahui asal muasal dalil dan sumber informasi tersebut," jelas Khofifah seperti disampaikan Humas Kemensos, Sabtu (15/7).
"Sanadnya tidak jelas. Jadi kalau mau berguru atau mencari ilmu harus jelas siapa yang menjadi jujugan sehingga tidak salah ajar," tambah dia lagi.
Khofifah juga meminta agar generasi muda mewaspadai gerakan anti pancasila dan radikalisme yang juga merebak di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Sejumlah survei, kata Khofifah, memaparkan hasil yang cukup mencengangkan. Antara lain dari Saiful Mujani yang menyebutkan benih radikalisme di kalangan remaja Indonesia dalam tahap mengkhawatirkan. Sebanyak 6,12 persen menyatakan setuju bahwa pengeboman yang dilakukan Amrozi cs merupakan perintah agama.
ADVERTISEMENT
Dan 40,82 responden menjawab "bersedia", dan 8,16 persen responden menjawab "sangat bersedia" melakukan penyerangan terhadap orang atau kelompok yang dianggap menghina Islam.
"Umumnya pelajar yang dimaksud siswa SMA dan mahasiwa atau di kalangan perguruan tinggi. Bahaya kalau ini terus dibiarkan," imbuhnya.
Adapun dalam survey Wahid Foundation, lanjut Khofifah, sebanyak 7,7 persen responden bersedia melakukan tindakan radikal bila ada kesempatan dan sebanyak 0,4 persen justru pernah melakukan tindakan radikal.
Khofifah mengatakan, angka yang disebutkan tersebut mungkin terbilang kecil. Namun demikian, tetap merupakan suatu ancaman. Karena bukan tidak mungkin jumlahnya semakin besar dan menganggu stabilitas keamanan dan politik bangsa.
Khofifah khawatir, lantaran yang disasar adalah pelajar dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan, maka bisa jadi benih-benih radikalisme yang tertanam menjadi bom waktu di masa mendatang.
ADVERTISEMENT