Mentan soal Adiknya Ancam Culik Anak-Istri Politisi Gerindra di Sulsel

6 September 2024 17:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Foto: Argya D. Maheswara/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Foto: Argya D. Maheswara/Kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberikan penjelasan soal kabar adiknya yang juga seorang anggota TNI, Serma Andi Arifuddin Sulaiman yang disebut menodongkan pistol di rumah warga bernama Harmansyah di Kecamatan Manggala, Makassar, Sulsel, pada Rabu (4/9) sore.
ADVERTISEMENT
Amran mengklarifikasi bahwa adiknya itu sebenarnya datang secara baik-baik bersama dengan tiga rekannya yang berseragam TNI. Mereka ingin menanyakan soal insiden yang dialami oleh anak Mentan, Andi Amar Ma'ruf Sulaiman.
Insiden itu terjadi pada Minggu (1/9) lalu. Saat itu Andi Amar, katanya, dilempar petasan dan dikepung oleh 100 anggota geng motor. Nah, Harmansyah dituding turut andil dalam kejadian itu.
Mentan sudah berbicara kepada anaknya untuk tidak memperpanjang masalah ini. Dia meminta anaknya untuk memaafkan Harmansyah.
"Intinya anak saya, saya denger laporan itu diserang oleh apa namanya itu kumpulan motor, (geng motor). Iya, tapi enggak usah dibesarkan. Saya katakan, maafkan, Nak. Enggak boleh. Kamu belajar sabar," kata Amran.
"Saya bilang, jangan. Kau sabar, enggak boleh jawab. Enggak boleh jawab. Saya katakan, belajar kamu sabar karena dia masuk anggota DPR RI," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Andi Amar memperoleh suara caleg DPR RI di Sulawesi Selatan tertinggi. Dia maju melalui Partai Gerindra.
Soal apakah ada kaitannya dengan jabatan Harmansyah sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel, Mentan Amran tak berkomentar. Dia hanya menyebut sudah meminta anaknya untuk bersabar.
"Saya cuma berita tahu anak saya, kamu sabar, belajar sabar. Paling sulit dalam hidup adalah sabar," katanya.
Amran juga membantah adiknya akan melakukan penyerangan kepada Harmansyah. Sebab saat Serma Andi Arifuddin mendatangi rumah Harmansyah, dia tak ada di rumah.
"Oh, enggak lah (penyerangan). Orangnya enggak ketemu, gimana? Katanya, yang saya dengar. Karena saya di Jakarta. Enggak ketemu orangnya," kata Amran.
Harmansyah tercatat di website KPU sebagai Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Gerindra Sulsel. Namun dia mengaku sebagai Ketua Bappilu DPD Partai Gerindra Sulsel.
ADVERTISEMENT
Dia pernah mencalonkan diri sebagai caleg DPD RI tahun 2024, namun gagal. Sebelum mencalonkan diri, Harmansyah sudah mengajukan surat pengunduran diri ke Gerindra sesuai PKPU dengan bukti surat tanda terima dari parpol.
Namun, berdasarkan pengakuannya, hingga hari ini surat pengunduran dirinya tidak keluar.
"Partai belum mengeluarkan pencabutan saya sebagai kader. Sampai saat ini saya masih sebagai Ketua Bappilu Gerindra Sulsel," kata Harmansyah.
Ancam culik anak dan istri Harmansyah
Serma Andi Arifuddin Sulaiman bersama dengan tiga rekannya mendatangi rumah Harmansyah. Dalam rekaman CCTV yang beredar terlihat Arifuddin mengacungkan pistol di depan rumah Harmansyah.
Reni, istri Harmansyah mengatakan, saat kejadian, ia dan suaminya tidak berada di rumah. Hanya ada dua anak mereka.
ADVERTISEMENT
Menurut informasi tetangga yang diterima Reni, Arifuddin bersama dengan tiga temannya yang berseragam TNI ingin memaksa masuk dalam rumahnya.
"Mereka masuk ke teras dan teriak-teriak. Mencari suami saya. Karena tidak ada yang keluar, mereka mematikan sakelar listrik. Jadi tetangga yang kasi nyala itu," ucapnya.
Selain itu, kata Reni, mereka juga mengatakan kepada tetangganya, akan menculik dia dan anaknya jika suaminya tidak segera menemui mereka. Ancaman itu dilakukan sembari mengacungkan pistol.
"Dia bawa pistol, dia kasih masuk pelurunya terus dia tunjuk-tunjuki warga pakai senjata. Katanya dia mau kembali lagi malam dan subuh, bahkan mau bermalam di sini kalau dia tidak ketemu dengan Bapak Harmansyah dia mau culik istri dan anaknya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Reni lalu melaporkan kejadian itu ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) XIV/4 Makassar.
"Kami minta perlindungan Presiden, Panglima TNI, KSAD dan Pangdam atas keselamatan keluarga kami," katanya.
Soal insiden ini, Kepala Penerangan Kodam XIV Hasanuddin Kolonel Inf Mangapul Hutajulu mengatakan Denpom XIV/4 Makassar akan memanggil keempat anggota TNI itu untuk dilakukan pemeriksaan.
"Sementara untuk oknum anggota tersebut saat ini sedang dalam pemanggilan oleh Denpom IV/Makassar untuk dilakukan pemeriksaan dalam proses penyelidikan," katanya.