Menteri di Maladewa Santet Presiden agar Dapat Posisi Bagus

1 Juli 2024 8:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Maladewa Dr. Mohamed Muizzu Foto: presidency.gov.mv
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Maladewa Dr. Mohamed Muizzu Foto: presidency.gov.mv
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maladewa dihebohkan penangkapan terhadap Fathimath Shamnaz Ali Saleem yang menjabat Menteri Negara untuk Lingkungan Hidup dalam kabinet pimpinan Presiden Mohamed Muizzu.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, Fathimath dituding menyantet Presiden Muizzu agar mendapat posisi politik yang lebih baik.
Mengutip media India, Zee News, Fathimath ingin menciptakan tempat khusus baginya di mata Presiden Muizzu dengan melakukan ilmu hitam. Fathimath bermaksud untuk mendapatkan posisi yang baik dan besar di pemerintahan. Fathimath ingin agar Presiden mendengarkan dan mengikuti saran-sarannya.
Sejauh ini, Fathimath memiliki pengaruh besar dalam kabinet dan sering terlihat dekat dengan Muizzu.
“Meskipun begitu, Fathimath tidak puas dengan jabatan di Kementerian Lingkungan. Dia ingin posisi yang lebih besar dan lebih banyak kekuasaan dalam kabinet. Untuk mencapai hal ini, Fathimath menggunakan ilmu hitam terhadap Presiden,” ungkap Zee News.
Fathimath ditangkap pada 23 Juni 2024 setelah polisi menggeledah rumahnya dan ditemukan benda-benda mencurigakan. Dia akan ditahan selama 7 hari. Polisi juga menangkap saudara laki-laki Fathimath dan seorang dukun atas tuduhan ilmu hitam.
ADVERTISEMENT
Maladewa yang terkenal dengan wisata pantainya yang indah adalah negeri dengan penduduk mayoritas muslim. Praktik ilmu hitam tidak diatur dalam KUHP negara tersebut, tapi dalam hukum Islam bisa dijatuhi hukuman 6 bulan penjara.
Di Maladewa, ilmu hitam disebut 'Fanditha' atau 'Shihiru' — diduga merupakan praktik pra-Islam.
Pada tahun 2015, peringatan telah dikeluarkan mengenai meningkatnya kasus ilmu hitam di Maladewa. Pemerintah saat itu menyarankan agar masyarakat menjauhinya, tetapi meskipun demikian, kasus-kasus ilmu hitam terus meningkat di Maladewa, bahkan digunakan di dunia politik.