Menteri HAM: Pelajar SMK di Semarang yang Tewas Ditembak Polisi Siswa Baik

2 Desember 2024 19:12 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai memberi hormat saat menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi XIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai memberi hormat saat menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi XIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai buka suara soal kematian GRO (17), pelajar SMK N 4 Semarang akibat ditembak oleh Aipda Robig Zaenudin.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, GRO adalah siswa yang baik. Ia menyebut korban bukan termasuk kelompok gangster.
"Staf saya sudah laporkan ke saya dan siswa yang ditembak itu bukan kelompok [tawuran] ya, siswa yang baik," kata Pigai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12).
Pigai kembali ditanya apakah benar GRO bukan dari kelompok tawuran. Namun, ia belum bisa banyak berkomentar.
"Kalau enggak salah laporan yang masuk ke saya, belum... dan kita percaya saja bahwa proses ini harus diselesaikan karena menyangkut keadilan masyarakat," ujarnya.
"Saya kan tidak menangani kasus, kementerian kami ini tidak ada hubungannya dengan urusan-urusan di pengadilan. Tugas kami menteri eksekutif," pungkas dia.
Sebelumnya, GRO (17) tewas setelah ditembak Aipda Robig di Jalan Candi Penataran Raya, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, pada Minggu (24/11) dini hari.
ADVERTISEMENT
Alasan penembakan adalah karena GRO diduga merupakan salah satu pelaku tawuran dan polisi yang membubarkannya diserang.
Sementara keluarga korban menolak pernyataan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang menyebut GRO sebagai kreak atau gangster. Menurutnya, GRO tidak pernah menunjukkan adanya tanda-tanda tersebut.
"Soalnya kan anaknya kan pendiam. Di rumah kan tidak ada atribut atau beberapa macam ornamen yang bisa dikaitkan dengan gangster. Misal kaus, slayer, ataupun senjata tajam. Itu enggak ada sama sekali," kata kerabat korban.