Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menteri LHK Akan Cek Manajemen Konservasi Tempat Gajah Bunta Dibunuh
15 Juni 2018 20:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menilai kasus matinya gajah Bunta cukup unik. Sebab, gajah malang tersebut justru mati diracun di dalam unit konservasi.
ADVERTISEMENT
"Ini agak unik ya, gajah mati di tempat unit konservasi dan ini berarti, saya harus cek bagaimana manajemennya sebetulnya," ucap Siti di DPP NasDem, Cikini, Jakarta, Jumat (15/6).
Menurutnya, kematian gajah Bunta tersebut berati ada kelemahan dalam pengawasan di area konservasi tersebut. Oleh karena itu, ia menegaskan akan segera memanggil unit-unit di lapangan yang terkait dengan kasus ini.
"Saya minta dirjen untuk meneliti dan inspektur jenderal untuk melihat, bagaimana sebetulnya sistem kerja manajemen URC (unit reaksi cepat)-nya itu," tegasnya.
Sementara, untuk penanganan hukum bagi pelakunya, Siti mengaku telah menyerahkan sepenuhnya kepada jajaran kepolisian. Namun, pihaknya akan menyiapkan hasil penelitian di laboratorium terkait organ-organ tubuh yang terkena racun untuk dijadikan salah satu barang bukti.
ADVERTISEMENT
"Di sisi lain, kita, LHK, melakukan penelitian laboratorium untuk organ-organ tubuh gajah yang terkena (racun). Karena gajahnya mati diracun makanannya, dalam hal ini dari buah," kata Siti.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf juga membuka sayembara dengan hadiah uang senilai Rp 100 juta bagi siapa saja yang mengetahui keberadaan pembunuh gajah Bunta. Sementara, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh juga membuka sayembara serupa dengan imbalan Rp 30,5 juta.
Sayangnya, meski hadiah yang ditawarkan tinggi, namun hingga saat ini belum diketahui siapa oknum yang meracuni gajah Bunta tersebut. Gajah jinak berusia 27 tahun tersebut ditemukan tewas dalam kondisi kehilangan gadingnya.