Menteri Muslim Pertama Australia Akan Dampingi Lawatan PM Albanese ke Indonesia

3 Juni 2022 15:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ed Husic MP. Foto: Facebook/Ed Husic MP
zoom-in-whitePerbesar
Ed Husic MP. Foto: Facebook/Ed Husic MP
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, akan terbang ke Indonesia pada Minggu, 5 Juni 2022. Sejumlah pejabat tinggi lain akan turut mendampinginya, termasuk menteri muslim pertama di Australia, Edham Nurredin Husic alias Ed Husic (52).
ADVERTISEMENT
Indonesia dan Australia memiliki tradisi ketika perdana menteri baru terpilih di Canberra. Sebagaimana pendahulunya, Albanese memilih Indonesia sebagai tujuan kunjungan resmi pertamanya.
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, di Hotel Splendide Royal, Roma, Italia, Sabtu (30/10). Morrison tak lagi menjabat setelah dikalahkan Anthony Albenese. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Pertemuan tersebut dinamakan Annual Leaders Meeting (ALM). Menjaga tradisi, Albanese akan bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungan pada 5-7 Juni itu.
Rombongan Albenese adalah Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong; Menteri Perdagangan Australia, Don Farrell; Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan Australia, Ed Husic; dan Anggota DPR Australia, Luke Gosling.
Delegasi tingkat tinggi dan para pemimpin bisnis akan turut bergabung dalam kunjungan PM Albanese.

Pernyataan Husic tentang Indonesia

Ed Husic merupakan seorang putra imigran muslim asal Bosnia. Dia mengarungi bidang politik usai meniti karier dalam sektor swasta dan publik.
ADVERTISEMENT
Menjelang kunjungannya ke Indonesia, Menteri Industri dan Ilmu Pengetahuan ini menekankan, kerja sama dengan Indonesia ialah inti dari Rencana Diversifikasi Perdagangan Pemerintah Albanese.
Menurut Husic, kesempatan itu menawarkan peluang bisnis baru bagi kedua negara.
Menlu Australia Penny Wong (kedua dari kiri) juga akan terbang ke Indonesia. Foto: Twitter/SenatorWong

Albenese dan Jokowi Bicarakan Sejumlah Isu

Pertemuan Albanese dan Jokowi akan menggarisbawahi berbagai isu. Mereka akan mendalami perdagangan dan investasi bilateral, kerja sama di bidang iklim dan energi, serta kepentingan regional dan global.
"Saya menantikan lanjutan diskusi kami tentang kemitraan yang sedang berlangsung antara negara-negara kami, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan kami," cuit Albanese melalui akun resminya di Twitter usai mengadakan panggilan telepon dengan Jokowi.
PM Australia Anthony Albanese. Foto: Twitter/AlboMP
Sejumlah ambisi menonjol dalam pertemuan tersebut. Keduanya berniat membuka potensi Kemitraan Strategis Komprehensif RI-Australia. Perjanjian itu dibentuk pada 2018.
ADVERTISEMENT
Kedua negara juga akan meneruskan usulan dana iklim dan infrastruktur senilai AUD 200 juta (setara Rp 2 triliun).
Dana itu merupakan bagian dari inisiatif Partai Buruh Australia (ALP). Pihaknya menjanjikan dana tambahan untuk Bantuan Pembangunan Luar Negeri bilateral dan regional ke Asia Tenggara
ALP menekankan komitmennya untuk memperdalam kemitraan dengan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Albanese bahkan telah menyinggung rencana itu sejak awal kampanye pemilihan.

Ed Husic dan Anne Aly Representasi Muslim

PM Australia Anthony Albanese (kelima dari kiri) berpose dengan kabinetnya. Foto: Twitter/AlboMP
Albanese dilantik sebagai PM Australia ke-31 pada 23 Mei 2022. Pemulihan kerja sama dengan Indonesia bukan satu-satunya fokus pemerintahan Albanese.
Dia juga menggembar-gemborkan inklusivitas dalam pemerintahannya. Australia melantik dua menteri muslim pada Rabu (1/6). Hal ini menjadi yang pertama dalam sejarah Negeri Kangguru.
ADVERTISEMENT
Selain Husic, ada pula Anne Aly yang ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan Anak Usia Dini dan Pemuda Australia.
Keputusan itu menandai momen penting perihal representasi muslim dalam politik Australia. Menorehkan sejarah, keduanya dengan bangga memegang Qur’an mereka saat dilantik.
Menteri Pendidikan Anak Usia Dini dan Menteri Pemuda Australia yang baru, Anne Aly, tercatat sebagai menteri muslim pertama bersama Ed Husic. Foto: AAP Image/Lukas Coch via REUTERS
Mewakili Sydney, Husic menjadi muslim pertama yang terpilih sebagai anggota parlemen pada 2010.
Langkahnya membawa kitab suci membawa cacian melalui media sosial ke hadapan Husic. Tetapi, dia merasa iklim politik telah berubah selama tahun-tahun berikutnya.
"Saya pikir banyak hal telah berubah sedikit dan negara ini jauh lebih memahami dan menerima," tutur Husic.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak muslim Australia yang masih menghadapi banyak ujaran kebencian dan harus menghadapi banyak hal yang tidak dihadapi oleh banyak warga Australia lainnya," pungkasnya.