Menteri Netanyahu Ancam Gulingkan Pemerintahan Jika Setujui Gencatan Senjata

2 Juni 2024 3:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keamanan Nasional Israel yang baru, Itamar Ben Gvir, saat mengunjungi pasar Mahane Yehuda di Yerusalem pada 30 Desember 2022. Foto: Menahem Kahana/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keamanan Nasional Israel yang baru, Itamar Ben Gvir, saat mengunjungi pasar Mahane Yehuda di Yerusalem pada 30 Desember 2022. Foto: Menahem Kahana/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengancam akan menjatuhkan pemerintah koalisi jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui kesepakatan Gaza untuk gencatan senjata permanen. Dikutip dari Reuters, Sabtu (1/6), Ben-Gvir mengancam menjatuhkan pemerintahan Netanyahu jika sepakat perang diakhiri tanpa menyingkirkan Hamas.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut, kesepakatan itu merupakan "kebodohan, menjadi kemenangan bagi terorisme dan ancaman bagi keamanan nasional Israel.
Sementara Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menuntut agar serangan ke Gaza dilanjutkan hingga Hamas dihancurkan dan semua sandera yang ditahan oleh militan Palestina diselamatkan. Bahkan, Smotrich mengancam tidak akan berada di pemerintahan jika hal itu tidak dilakukan.
Lewat tulisannya di media sosial X, Smotrich yang adalah ketua partai sayap kanan, Zionisme Religius, juga menentang gencatan senjata sementara seperti penarikan pasukan Israel, pemulangan warga Palestina ke Gaza utara, dan pembebasan tahanan dalam skala besar.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengusulkan tiga fase gencatan senjata setelah Israel menyerang Rafah yang menjadi tempat pengungsian warga Gaza. Serangan Israel menuai kecaman dunia, akibat jatuhnya korban sipil.
ADVERTISEMENT
Fase pertama melibatkan enam pekan gencatan senjata. Israel diminta menarik mundur semua pasukan dari wilayah padat penduduk di Gaza. Hamas juga diminta membebaskan sandera perempuan dan lansia Israel pada fase pertama ini.
Israel pun akan pula diminta membebaskan ratusan sandera Palestina. Pada fase ini pula warga Gaza yang mengungsi diizinkan kembali ke rumah, serta 600 truk bantuan kemanusiaan akan masuk ke Gaza setiap harinya.
Pada fase dua, Hamas diminta membebaskan sisa sandera, termasuk di antaranya tentara Israel. Saat bersamaan, Israel akan menarik seluruh tentara dari Gaza serta gencatan senjata permanen akan dimulai.
Pada fase ketiga, dimulai pembangunan ulang Gaza. Sisa-sisa sandera dari kedua belah pihak akan kembali keluarga masing-masing.
Proposal Biden itu sudah diberikan kepada perwakilan Hamas yang berada di Qatar. Hamas dilaporkan menyambut positif proposal gencatan senjata itu.
ADVERTISEMENT
Namun, Netanyahu menolak proposal itu dan menyatakan tidak akan ada gencatan senjata permanen di Gaza. Menurut dia, hal itu baru bisa terwujud sampai kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan.