Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1) kini mulai berangsur surut. Salah satu yang menjadi sorotan yakni mandeknya normalisasi Kali Ciliwung yang dianggap sebagai salah satu penyebab banjir.
ADVERTISEMENT
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dari target 33 km, baru 16 km Kali Ciliwung yang dinormalisasi. Basuki memastikan akan melanjutkan pekerjaan ini setelah Pemprov DKI Jakarta berhasil membebaskan lahan di bantaran Kali Ciliwung.
"Yang penting, untuk wilayah sungai kami bertanggung jawab untuk pembangunannya. Pemprov DKI bertanggung jawab untuk pembebasan lahannya," kata Basuki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/1).
"Karena ini wilayah sungai nasional. Tugas kami membuat konstruksinya, tugas Pemprov membebaskan lahannya. Makanya yang ini belum bisa karena Pemprov belum membebaskan lahannya," ujar Basuki.
Basuki mengatakan, seluruh proyek normalisasi Kali Ciliwung sudah masuk dalam masterplan sejak 1973 hingga yang terakhir masterplan 2007. Isinya, rencana penanggulangan banjir mulai dari normalisasi Kali Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Kanal Banjir Timur, dan sodetan.
ADVERTISEMENT
Basuki belum mendapat informasi pasti kendala yang dihadapi Pemprov DKI Jakarta sehingga begitu sulit membebaskan lahan Kali Ciliwung. Tapi, setahu dia, tinggal negosiasi dengan warga.
"Ya masih dialog dengan masyarakat," tambah dia.
Selain proyek normalisasi Kali Ciliwung, pembangunan sodetan Ciliwung-KBT juga tak kunjung rampung. Sebab, masih ada lahan yang belum bisa dibebaskan.
"Tergantung pembebasan lahan. Kalau dibebaskan, 6 bulan selesai karena cuma 600 meter, yang 600 (meter) sudah dikerjakan sampai Otista. Ini 600 (meter) terkendala inletnya.
"Ada POM bensin kan untuk di pinggir Kali Ciliwung," ucap Basuki.