Menteri Serikat Pekerja India Serukan Boikot Makanan China

18 Juni 2020 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis dari Swadeshi Jagran Manch meneriakkan slogan-slogan selama protes terhadap China di New Delhi, India (17/6). Foto: Anushree Fadnavis/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis dari Swadeshi Jagran Manch meneriakkan slogan-slogan selama protes terhadap China di New Delhi, India (17/6). Foto: Anushree Fadnavis/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemarahan warga India menyusul tewasnya 20 tentara akibat bentrokan dengan militer China tampaknya belum reda.
ADVERTISEMENT
Kali ini, sikap keras ditunjukkan Menteri Serikat Pekerja India, Ramdas Athawale, dengan menyerukan pemboikotan terhadap makanan China.
Diberitakan India Today, Kamis (18/6), Ramdas meminta adanya larangan kepada seluruh restoran di India menjual makanan China. Hal itu dinilai sebagai balasan atas perlakuan militer China di perbatasan Himalaya.
“China adalah negara pengkhianat. India harus memboikot seluruh produk buatan China. Semua restoran dan hotel yang menjual makanan China di India harus ditutup,” ujar Ramdas.
Seruan pemboikotan produk China sejatinya telah didengungkan pada demonstrasi yang digelar pada Rabu (17/6). Dalam aksi yang berlangsung di sejumlah negara bagian, demonstran tampak membakar dan merusak produk buatan China, mulai dari televisi hingga raket listrik pembunuh nyamuk.
Tentara India membawa peti mati Kolonel B. Santosh Babu, yang terbunuh dalam bentrokan perbatasan dengan pasukan China di India, (18/6). Foto: Idrees Mohammed/REUTERS
Konfederasi Pedagang Seluruh India atau CAIT bahkan menyerukan memboikot seluruh barang-barang China. CAIT menyebut ada 3.000 produk China di India dari 450 kategori, mulai dari kosmetik, tas tangan, mainan, furnitur, hingga jam tangan.
ADVERTISEMENT
Tagar #BoycottChina dan #BoycottChineseProducts trending di antara pengguna Twitter India setelah kedua negara bersitegang. Namun banyak yang menganggap boikot ini tidak realistis, malah merugikan karena investasi China banyak di India.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.