Menyambangi Rest Area Gunung Mas Puncak yang Dikeluhkan Sempit dan Sepi

24 Juni 2024 15:28 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rest Area Gunung Mas Puncak Bogor, Senin (24/6/2). Dok: kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Rest Area Gunung Mas Puncak Bogor, Senin (24/6/2). Dok: kumparan.
ADVERTISEMENT
Suasana sepi menyelimuti Rest Area Gunung Mas Puncak, Bogor, Jawa Barat, tempat yang disediakan bagi pedagang kaki lima (PKL) yang ditertibkan pada Senin (24/6).
ADVERTISEMENT
Rest Area Gunung Mas Puncak berdiri di lahan seluas 7 hektare milik PT Perkebunan Nusantara VII. Pembangunan rest area ini dilakukan pada tahun 2020-2021 oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, dengan total 516 kios yang dibangun di kawasan tersebut.
Tahap pertama mencakup 448 kios, sementara tahap kedua mencakup 68 kios, dengan dua tipe, yaitu tipe kios kering dan basah.
Pembangunan rest area ini merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dari 516 kios yang tersedia, baru 325 kios yang sudah diambil kuncinya oleh pedagang. Sisanya masih belum mau menempati lahan tersebut.
Pintu masuk rest area terletak berseberangan dengan pintu masuk area pendaratan paralayang. Jika datang dari arah Jakarta, terdapat plang besar di sebelah kanan bertuliskan "Rest Area Puncak".
ADVERTISEMENT
Fasilitas di rest area ini sudah lengkap, termasuk kios, musala, toilet, masjid, panggung hiburan, dan wahana permainan anak-anak. Lahan parkir juga sangat luas, diatur untuk kendaraan roda empat dan roda dua. Terdapat dua area parkir untuk kendaraan roda dua: Satu di dekat pintu masuk, dan satu lagi di dalam rest area itu sendiri.

Keluhan Pedagang: Lapak Sempit, Pengunjung Sepi

Icih (39), salah satu pedagang di Rest Area Gunung Mas, mengungkapkan keluhannya. Menurutnya, meski sudah berjualan sejak tahun lalu, tempat tersebut sepi pengunjung. Selain itu, lapak yang disediakan hanya berukuran 2x3 meter.
"Sudah berjualan sejak tahun kemarin, tapi ya gini-gini aja sepi, paling kalau ada acara baru ramai," ujarnya.
Etih menangis karean kiosnya digusur. Dok: kumparan
Sementara itu, Etih, pedagang lain yang kiosnya tergusur oleh Satpol PP, mengaku enggan pindah ke Rest Area Gunung Mas.
ADVERTISEMENT
"Dapat kios di rest area, tapi itu kan bukan buat usaha. Nggak ada yang belinya. Bukan untung malah buntung," katanya.
Meski sudah memiliki kunci kios di rest area, Etih tetap enggan untuk mengisinya.
"Enggak mau, mending kelaparan daripada pindah ke rest area," ucapnya.