Menyemai Cinta Setelah Teror di GKI Diponegoro Surabaya

19 Mei 2018 1:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Doa bersama di GKI Diponegoro Surabaya (Foto: kumparan/Ardhana Pragota )
zoom-in-whitePerbesar
Doa bersama di GKI Diponegoro Surabaya (Foto: kumparan/Ardhana Pragota )
ADVERTISEMENT
Gereja Kristen Indonesia Diponegoro Surabaya kembali ramai. Salah satu tempat pengeboman yang terjadi Minggu silam ini, menggelar kegiatan doa bersama lintas iman bertajuk 'Suroboyo Guyub ing GKI Diponegoro', Jumat (18/5) malam.
ADVERTISEMENT
Acara digelar sebagai simbol bahwa Surabaya bukan hanya tidak takut terhadap serangan teror, melainkan bersatu memaafkan para pelaku.
"Bukan hanya bencana yang ditangisi dan sarana untuk mengutuk pihak lain. menjadi momentum yang membangkitkan cinta dan persahabatan," ujar penyelenggara Pendeta Andri Purnawan kepada kumparan.
Tidak hanya jemaah gereja, acara dihadiri tak kurang 1.700 orang dan 107 organisasi. Padahal, pihak penyelenggara dari gereja, Rumah Bhinneka, dan Jaringan Gusdurian, hanya mengundang 200 orang.
Doa bersama di GKI Diponegoro Surabaya (Foto: kumparan/Ardhana Pragota )
zoom-in-whitePerbesar
Doa bersama di GKI Diponegoro Surabaya (Foto: kumparan/Ardhana Pragota )
"Dari 107 organisasi terdiri dari enam agama, penghayat kepercayaan, kampus, Polri, TNI, dan LSM," tambah Andri.
Acara dibuka dengan kesaksian jemaah yang melihat sendiri tragedi ledakan mobil Minggu silam. Meski tidak ada korban jatuh di serangan bom GKI Diponegoro, rentetan ledakan di dua gereja lainnya di hari yang sama, menewaskan 14 orang. Tragedi ini tak ayal menyisakan rasa sedih dan trauma.
ADVERTISEMENT
Malam itu memang tidak bertujuan mendramatisir kesedihan. Acara kemudian disusul oleh momen doa bersama lintas iman,dilanjutkan ungkapan cinta dari masing-masing perwakilan organisasi.
"Sebab terorisme ini tidak bisa dilawan dengan kekerasan, tapi dengan cinta," imbuhnya.
Doa bersama di GKI Diponegoro Surabaya (Foto: kumparan/Ardhana Pragota )
zoom-in-whitePerbesar
Doa bersama di GKI Diponegoro Surabaya (Foto: kumparan/Ardhana Pragota )
Di bagian penutup, ratusan lilin dinyalakan diikuti gema nyanyian Satu Nusa Satu Bangsa. Seremoni ini dijadikan simbol bahwa setiap simpul masyarakat Surabaya, apapun latar belakang identitasnya, tetap bersatu meski baru saja dihujam serangan teror.
"Kita bersama kepada sebuah keyakinan bahwa di balik ini masih ada Tuhan yang berkuasa."
GKI Diponegoro menjadi sasaran bom keluarga Dita Oepriarto pada Minggu (13/5), bersama Gereja Santa Maria Tak Bercela dan Gereja Jalan Arjuno.