Menyoal Keberadaan Pengungsi WNA Depan Kantor UNHCR di Jakarta

30 Juni 2024 7:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenda-tenda para pencari suaka berdiri di bahu jalan dekat Kantor UNHCR di kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tenda-tenda para pencari suaka berdiri di bahu jalan dekat Kantor UNHCR di kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah warga negara asing (WNA) dari berbagai negara konflik seperti Somalia, Sudan, Afghanistan, Rohingya, Irak, Iran dan Yaman, mendirikan tenda-tenda depan kantor United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) alias banda pengungsi PBB di Jalan Setia Budi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Keberadaan tenda-tenda tempat tinggal para pencari suaka itu dikeluhkan oleh para pekerja kantoran di wilayah Kuningan. Salah satunya karena keberadaan mereka kerap membuat macet jalan.
"Pasti (ada keluhan). Kemarin saja Pol PP bilang kalau komplain-komplain, ya pasti komplain," ujar salah satu petugas keamanan yang berjaga di depan Gedung UNHCR, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6).
"Kurang tahu deh kalau itu (komplain), pastinya gimana nggak tahu. Ya mungkin karena macet juga kali, ya, kalau lalu-lalang," ucap petugas keamanan yang enggan disebut namanya.
Tenda-tenda para pencari suaka berdiri di bahu jalan dekat Kantor UNHCR di kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Keberadaan para pengungsi itu tidak hanya mengkhawatirkan bagi masyarakat, tapi juga bagi negara. Sosiolog Unair, Bagong Suyanto, reputasi Indonesia di dunia internasional bisa berpengaruh karena masalah tersebut.
"Bisa menjadi isu internasional. Bisa kontraproduktif bagi reputasi Indonesia karena mereka pengungsi dari luar negeri," kata Bagong kepada kumparan Sabtu (29/6).
ADVERTISEMENT
Bagong menjelaskan pendirian tenda adalah cara para pengungsi mendapat perhatian. Ia mendorong pemerintah segera bertindak mengatasi masalah tersebut.
"Pengungsi memang membutuhkan kepastian nasib. Mendirikan tenda adalah cara agar nasib mereka diperhatikan," jelas Bagong.
"Pemerintah perlu segera memberi kepastian nasib pengungsi sesuai sikap politik luar negeri Indonesia," papar dia.

Satpol PP Minta UNHCR Berkoordinasi

Suasana tenda pengungsian di Jalan Setia Budi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin, meminta UNHCR untuk berkoordinasi dengan dengan Wali Kota Jakarta Selatan perihal penanganan pengungsi yang mendirikan tenda di daerah Setiabudi, Kuningan.
"Sebaiknya dari pihak UNHCR bisa berkoordinasi dengan Wali Kota Jaksel. Kami prinsipnya siap men-support untuk dilakukan penindakan," ucap Arifin saat dihubungi oleh kumparan.
Dia mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah mencoba mengusir para pengungsi tersebut. Akan tetapi, pengungsi yang berasal dari berbagai negara konflik itu selalu kembali mendirikan kemah di sekitar kantor UNHCR.
ADVERTISEMENT
"Setahu saya sudah sering ditertibkan namun berulang kembali," ujar Arifin.