Menyusuri Kota Pemerintahan Malaysia, Putrajaya, Setelah 27 Tahun Berdiri

4 Juli 2022 20:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Putrajaya, Malaysia. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Putrajaya, Malaysia. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan mengunjungi Malaysia selama empat hari pada 28 Juni hingga 1 Juli 2022. Agenda ke Malaysia ini dalam rangka memenuhi undangan dari Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia atau ISWAMI.
ADVERTISEMENT
Putrajaya merupakan salah satu lokasi yang banyak kami singgahi selama empat hari berada di Malaysia. Putrajaya merupakan wilayah khusus yang menjadi pusat pemerintahan Malaysia.
Selama di Putrajaya, kami sempat mengunjungi beberapa tempat seperti Astana Putra UPM, Masjid Tuanku Mizan Zainal Abbidin hingga berkeliling ke sekitar Putrajaya.
Kami juga sempat melakukan audiensi dengan Shamshul Joehari Bin Zainal Mokhtar. Shamshul merupakan Pengkhidmatan Korporat Bahagian Sumber Manusia di Putrajaya.
Shamshul menjelaskan sedikit sejarah bagaimana ketika Pemerintah Malaysia memutuskan memindahkan kota pemerintahan ke Putrajaya. Keputusan itu diambil pada 2 Juni 1993, Kerajaan Malaysia memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur ke Putrajaya.
Suasana di Putrajaya, Malaysia. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Setelah keputusan dibuat dan disetujui, pemerintah langsung bergerak cepat dan membuat konsep hingga blue print terkait desain hingga struktur tata letak bangunan di Putrajaya.
ADVERTISEMENT
"Pada 2 Februari 1995 pemerintah menyetujui masterplan Putrajaya. Kemudian pada 29 Agustus 1995 dilakukan ground breaking pembangunan Putrajaya oleh PM Malaysia saat itu Mahathir Mohamad," kata Shamshul.
Hanya selang empat tahun, tepatnya pada Juni 1999, bangunan untuk kantor PM Malaysia selesai dibangun dan langsung dilakukan pemindahan.
Shamshul Joehari Bin Zainal Mokhtar. Foto: Fadjar Hadi/kumparan

Pegawai Pemerintah Malaysia Sempat Menolak Pindah

Shamshul mengatakan, jika gedung pemerintahan pindah, maka para pekerja juga harus pindah. Mulanya, banyak pegawai pemerintahan menolak pindah ke Putrajaya.
Pemicunya, karena pertama lokasi Putrajaya ketika dibangun pada 1995 masih seperti hutan dan didominasi oleh pohon sawit. Akses terbatas sehingga banyak pegawai tidak ingin pindah ke Putrajaya.
Akan tetapi, pemerintah memberikan insentif agar para pegawai mau pindah ke Putrajaya.
ADVERTISEMENT
Shamshul tidak menjelaskan secara detail berapa insentif yang diberikan untuk para pegawai agar mau pindah. Namun pemberian insentif itu membuahkan hasil karena perlahan banyak pegawai akhirnya menyetujui untuk pindah ke Putrajaya.
Suasana di Putrajaya, Malaysia. Foto: Fadjar Hadi/kumparan

Luas dan Jumlah Penduduk Putrajaya

Luas dari Putrajaya ini mencapai 4.931 hektar. Berdasarkan data resmi Pemerintah Putrajaya, hampir 95 persen gedung pemerintahan sudah dipindahkan di sini. Hanya Kementerian Pertahanan dan Kementerian Kerja Raya atau PUPR Malaysia yang tidak pindah ke Putrajaya.
Konsep pembangunan Putrajaya adalah green city karena 40 persen lahan di sana merupakan lahan terbuka hijau dan danau buatan. Tujuan dari green city ini adalah untuk mengurangi dampak polusi udara.
Mengenai jumlah penduduk di Putrajaya, Shamshul menjelaskan mereka sebenarnya mempunyai target agar jumlah penduduk di 2025 mencapai 350 ribu. Akan tetapi, hingga 2021 jumlah penduduk di Putrajaya tidak mencapai setengah dari target karena hanya 120 ribu.
ADVERTISEMENT
Sementara perumahan, ditargetkan pada 2025 mencapai 73.767 unit. Namun hingga 2021, hanya ada 37.394 unit yang sudah siap huni dan 5.754 unit dalam pembangunan.
Suasana di Putrajaya, Malaysia. Foto: Fadjar Hadi/kumparan

Suasana Putrajaya dan Angka Kriminalitas Nyaris Zero

Suasana di Putrajaya baik di pagi dan malam hari sebenarnya cukup sepi. Salah satu penyebabnya karena populasi penduduk mereka tidak padat seperti di Kuala Lumpur.
Selain itu, yang menjadi keunggulan di Putajaya adalah angka kriminalitas yang sangat rendah bahkan nyaris 0. Akibatnya, seluruh penduduk dapat berkeliling dengan rasa aman tanpa perlu takut menjadi sasaran tindak kejahatan.
Salah satu contoh nyata ketika kami melihat masyarakat termasuk anak-anak masih asyik bermain sepeda di sekitar Kota Putrajaya pada malam hari meski jam sudah menunjukkan pukul 23.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Masyarakat di Putrajaya juga tertib dalam mematuhi aturan yang berlaku. Misalnya, ketika berada di lampu merah, meski jalanan sepi mereka tetap berhenti dan tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas.
Kemudian, ada aturan cukup ketat bagi para perokok. Masyarakat tidak bisa sembarang merokok di area terbuka. Jika melanggar, mereka bisa dijatuhi sanksi denda sebesar 2.000 ringgit atau sekitar Rp 6 juta sampai Rp 7 juta oleh Kementerian Kesehatan.
Suasana di Putrajaya, Malaysia. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
Shamshul membeberkan rahasia mengapa keamanan di Putrajaya terjamin. Menurutnya, hampir di setiap sudut kota sudah terpasang kamera CCTV yang jumlahnya mencapai 400 unit.
"Kita angka kejahatan memang rendah, sangat rendah. CCTV kita memang punya programnya, polisi juga terus memantau ada 400 CCTV dan panic button ada 60 yang warna merah," jelas Shamshul.
ADVERTISEMENT
"Jadi begitu mereka (masyarakat) menekan panic button, langsung komunikasi dengan polisi CCTV juga akan langsung fokus ke tombol panic button," tambah dia.
Shamshul menekankan, masalah keamanan memang menjadi fokus utama pemerintah Putrajaya. Jumlah CCTV akan terus ditambah seiring dengan semakin banyak pembangunan bangunan di Putrajaya.
Suasana di Putrajaya, Malaysia. Foto: Fadjar Hadi/kumparan