Merajut Rezeki di Penghujung Ramadan Lewat Bunga Sedap Malam dan Tabur Makam

9 April 2024 15:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Surya (35) penjual kembang sedap malam di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Surya (35) penjual kembang sedap malam di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia memiliki banyak tradisi selama bulan Ramadan. Mulai dari pawai obor hingga ziarah kubur. Khusus ziarah, masyarakat biasanya membawa bunga sedap malam dan bunga tabur makam.
ADVERTISEMENT
Bunga sedap malam biasa dipajang masyarakat di rumah-rumah mereka sehari sebelum hari raya tiba atau malam takbiran. Bunga itu ditaruh di dalam vas berisi air.
Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, biasanya banyak pedagang bunga sedap malam salah satunya Surya. Ia tak menampik, bunga sedap malam paling banyak dicari masyarakat selama Ramadan.
"Yang paling dicari bunga sedap malam, soalnya kan buat lebaran. Ini yang masih kuncup-kuncup gini, besok bisa mekar bagus dan wangi," kata Surya sambil terus melayani pembeli ketika ditemui kumparan di lokasi, Selasa (9/4).
Pedagang melayani pembeli bunga sedap malam di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta, Senin (8/4/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Dari bak-bak berisi bunga sedap malamnya itu, tertata seikat berisi 10 tangkai bunga sedap malam dengan harga Rp 150 ribu.
Surya menuturkan, harga tersebut memang naik sebab sudah jelang lebaran. Meski ditawar pembeli, Surya hanya dapat memberi harga Rp 130 ribu per ikatnya. Namun, masyarakat yang datang pasti membeli meski tak semurah hari biasanya.
ADVERTISEMENT
Surya menjajakan bunga sedap malam itu sejak 4 hari lalu. Ia memang berfokus pada bunga sedap malam saja karena sudah banyak pesanan yang datang.
"Bogor ya ada, sekitaran Jakarta juga, Tangerang. Biasanya pada beli banyak buat ditaruh di rumah," ucap Surya.
Malah ada juga pembeli yang memborong bunga sedap malam Surya hingga 10 ikat pada subuh tadi. Kata pembeli yang dicontohkan Surya, bunga itu untuk dibagikan lagi ke sanak saudaranya.
Hanya dengan 4 hari berjualan di bulan Ramadan, kantong Surya penuh dengan sehari mendapatkan Rp 5 juta. Artinya, selama 4 hari ini Surya mengantongi Rp 20 juta.
Meski angkanya fantastis, bagi Surya keuntungannya menurun dibandingkan tahun lalu.
"Sehari dulu bisa Rp 6 juta, buat sedap malam doang ya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Penjual kembang tabur untuk makam di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Jika bunga sedap malam menjadi tradisi di malam takbiran, bunga tabur makam menjadi tradisi masyarakat Indonesia menjelang hari raya maupun setelah hari raya.
Bunga tabur makam sendiri memiliki ragam jenis yang khusus untuk berziarah ke makam. Salah satu jenisnya ada kembang pihong dan kembang 7 rupa.
Runiasih (31) pemilik toko bunga tabur di kawasan Pasar Bunga Rawa Belong juga merasakan, jelang tibanya hari raya membuat harga bunga tabur juga melonjak.
"Namanya mau lebaran jadi mahal ya, biasanya sih standar Rp 35-50 ribu per kantong, itu juga baru pihongnya doang," imbuh Runiasih.
Untuk sekantong bunga tabur campuran dari kembang pihong dan jenis bunga lainnya, harganya bisa mencapai Rp 75-100 ribu. Tentu harga ini melonjak pada momentum lebaran.
ADVERTISEMENT
Lonjakan harga tersebut pun sebanding dengan pembelinya. Pembelian bunga tabur makam milik Runiasih melonjak pada momen lebaran hingga 100 persen lebih.
Runiasih (31) penjual kembang tabur untuk makam di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Omzet keuntungan yang didapatkan Runiasih pada momen lebaran ini mencapai Rp 25 juta. Sementara pada hari biasa saja ia hanya mendapat Rp 5-10 juta dalam sebulan.
Melonjaknya pembeli di momen jelang lebaran ternyata tak sebanding dengan pembeli saat jelang puasa untuk Runiasih.
"Tahun ini kayaknya berkurang deh, kemarin saja mau puasa biasanya rame ini enggak, kayak biasa saja. Untung gak nyetok di rumah, biasanya nyetok berkarung-karung beratus-ratus," jelasnya.
Ia pun tak mengetahui apa penyebabnya penjualan bunganya menurun pada jelang Ramadan.
Pada tahun sebelumnya, jelang Ramadan saja ia dapat mengantongi lebih dari Rp 10 juta. Namun menjelang puasa kemarin, ia tak sampai pada angka Rp 10 juta untuk omzetnya.
ADVERTISEMENT
"Biasanya kalau mau puasa saya dapat lebih dari Rp 10 juta, ini pas mau puasa kemarin gak ada Rp 10 juta. Bulan puasa juga kita jarang jualan ya kan, mikirnya siapa yang mau beli," pungkasnya.