Mereka yang Diusir DPR: Dirut Krakatau Steel hingga Sekjen Kemensos

15 Februari 2022 11:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gedung DPR RI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung DPR RI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengusiran Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), Silmy Karim, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (14/2/22), menuai perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Musabab utamanya berawal ketika rapat membahas proyek mangkrak pabrik tanur tiup (blast furnace) dan kinerja impor baja nasional yang sangat tinggi.
"Jangan maling teriak maling, jangan kita ikut bermain tapi pura-pura tidak ikut bermain, dalam artian menyatakan Anda ingin memperkuat, tapi ingin dihentikan, jadi mana semangat memperkuatnya," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Bambang Hariyadi kepada Silmy.
Setelah pernyataan tersebut, Silmy langsung menyela tanggapan Bambang.
Direktur Utama PT. Krakatau Steel, Silmy Karim ketika mengunjungi kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Maksudnya maling bagaimana, Pak?"
Kemudian Bambang berang karena Silmy dianggap tidak patuh terhadap teknis persidangan dan tidak menghargai Komisi VII DPR setelah menyela tanggapannya. Anggota dewan pun bersepakat untuk mengeluarkan Hilmy dari ruang sidang.
Selain Hilmy, siapa lagi yang pernah mengalami hal serupa saat rapat bersama DPR? Berikut rangkuman kumparan Selasa (15/2):
ADVERTISEMENT

Sekjen Kemensos Diusir Komisi VIII Usai Cekcok di WA

Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto meminta Sekjen Kemensos Harry Hikmat keluar dari ruangan saat rapat Komisi VIII dengan Mensos Tri Rismaharini dalam rangka Evaluasi Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2021, Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2022 dan Perubahan SOTK, serta membahas Isu-isu Aktual.
Persoalan dipicu komunikasi WA antara Harry terhadap Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily, terkait kegiatan Risma di dapil yang tidak memberi tahu Ace sebagai pimpinan Komisi VIII.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat. Foto: Dok. Humas Ditjen Linjamsos
“Tugas anggota DPR mengawasi, tapi kalau dianggap sinis, saya terus terang saja ketika Ibu ke dapil saya, lalu tidak memberi tahu kami, padahal kesempatan kita bersama setiap kali ke dapil kita diberi tahu dan itu yang ngatur adalah Sekjen. Sekjen memang waktu itu telah minta maaf, tapi setelah itu nyerocos, Bu, bahwa apa yang kami lakukan itu sinis, bahwa saya diundang oleh Kemensos ndak pernah datang. Apa urusannya bicara seperti itu,” terang Ace mengurai akar masalah di ruang rapat Komisi VIII DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/1/22).
ADVERTISEMENT
"Pak Sekjen sebaiknya meninggalkan tempat dulu, Bu. Kalau enggak, enggak mungkin ini berlanjut, Bu (Risma). Benar, Pak Ace, ini bukan pribadi, ini semua fraksi," sambung Yandri.
Merespons penjelasan Ace, Mensos Risma yang juga hadir pada saat itu menyampaikan permohonan maafnya lagi.
“Kami mohon maaf sekali, Pak Ace. Mohon maaf sekali,” ujar Risma.

Pimpinan Komisi III Usir Komnas Perempuan karena Telat

Desmond Junaidi Mahesa. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pengusiran selanjutnya dialami perwakilan Komnas Perempuan saat rapat kerja dengan Komnas HAM di Komisi III DPR, Kamis (13/1/22). Wakil Ketua Komisi III Desmond Junaidi Mahesa meminta mereka keluar karena telat datang ke ruang rapat.
"Maaf, ya, Komnas Perempuan. Silakan keluar, ya. Kita rapat jam 10.00. Silakan keluar. Anda tidak menghormati kuorum. Karena anda telat silakan di luar dulu. Jangan langsung duduk, enggak ada etikanya. Harusnya izin dulu. Silakan keluar," kata Desmond di ruang rapat Gedung DPR, Senayan, Kamis (13/1/22).
ADVERTISEMENT
Salah satu perwakilan Komnas Perempuan kemudian menyampaikan bahwa mereka sempat mengikuti rapat secara virtual sebelum akhirnya tiba di Gedung DPR untuk menghadiri rapat secara langsung.
"Saya ingin mengatakan kalau saya tadi sudah mengikutinya lewat online. Yang kemudian dalam perjalanan karena ada persoalan yang tidak mungkin kami elak," kata salah seorang perwakilan Komnas Perempuan.

Komisi VII DPR Cecar Bos Inalum soal Utang Baru Rp 35 T hingga Berujung Pengusiran

Dirut MIND ID Orias Petrus Moedak. Foto: Afut Syafril/ANTARA
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat, Muhammad Nasir, mencecar Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Orias Petrus Moedak, dalam rapat kerja di DPR, Selasa (30/6/20). Nasir yang tidak mengerti dengan penjelasan Orias tentang utang perusahaan lalu merasa geram.
"Yang saya khawatirkan 3 perusahaan ini (PT Bukit Asam, PT Antam, dan PT Timah) apakah untuk nopang utang ini? Karena sudah holding. Makanya saya minta data detailnya mana?" kata Nasir kepada Orias.
ADVERTISEMENT
Orias lalu menjawab bahwa data akan disampaikan kemudian. Meski begitu, sebenarnya Orias sudah menjelaskan kondisi utang perusahaan di awal paparan sebelum Nasir mencecar.
Nasir yang tidak terima penjelasan Orias pun meminta dia keluar ruangan. Sambil menggebrak meja rapat, Nasir menyebut Orias main-main dalam rapat tersebut.
"Bapak bagus keluar, enggak ada gunanya di sini. Anda bukan buat main-main di DPR. Anda bukan buat main-main di sini. Anda itu enggak lengkap bahannya. Enak betul Anda di sini. Siapa yang naruh Anda di sini?" sebut Nasir marah-marah.