Mereka yang Gagal dan Melaju di Seleksi Capim KPK

12 September 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KPK. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KPK. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Panitia Seleksi mengumumkan hasil tes profile assesment Capim dan Dewas KPK masa Jabatan Periode Tahun 2024-2029.
ADVERTISEMENT
Dari 40 capim dan calon dewas KPK, masing-masing hanya mengambil 20 kandidat saja untuk maju ke tahapan berikutnya. Beberapa nama besar tak lolos, seperti Sudirman Said, Nurul Ghufron, hingga Komjen Pol Panca Putra.
ICW pun memberi catatan, ada figur yang bermasalah pada 20 besar capim dan calon dewas KPK yang lolos. Berikut kumparan rangkum beritanya:

Daftar Lengkap 20 Capim KPK dan Calon Dewas KPK yang Lolos Tes Asesmen

Berikut adalah daftar Capim KPK yang lolos tahap berikutnya:
Berikut adalah calon Dewas KPK yang lolos pada tahap berikutnya:
ADVERTISEMENT
Para calon ini diwajibkan mengikuti tes selanjutnya, yakni wawancara dan tes kesehatan jasmani rohani. Bagi Capim KPK akan digelar pada 17 dan 18 September 2024, sedangkan untuk Dewas KPK pada 19-20 September 2024.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron saat ditemui wartawan usai sidang putusan etik di Kantor Dewas KPK, Jumat (6/9/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan

Nurul Ghufron Tak Lolos Capim KPK

Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, tak lolos dalam proses seleksi calon pimpinan (Capim) KPK. Nama Ghufron tak ada dalam daftar 20 Capim KPK yang dinyatakan lanjut ke tahapan berikutnya.
Meski begitu, ia justru mengucap syukur karena tak lanjut pada tahapan berikutnya.
"Alhamdulillah dan selamat kepada 20 nama yang lolos," ujar Ghufron saat dikonfirmasi, Rabu (11/9).
"Saya kenal Beliau orang yang kapabel, semoga dapat melanjutkan dan meningkatkan pemberantasan korupsi ke depan," sambung dia.
Beberapa hari jelang pengumuman hasil seleksi profile assessment ini, Ghufron sempat menghadapi sidang etik di Dewas KPK. Sidang etik tersebut terkait kasus mutasi salah seorang ASN di Kementerian Pertanian (Kementan).
ADVERTISEMENT
Ghufron sendiri diputus melanggar etik sedang berupa teguran tertulis, oleh Dewas KPK.
Capim KPK Sudirman Said di sela tes profile assessment. Foto: Jonathan Devin/kumparan

Sudirman Said Doakan Capim yang Lolos Mampu Bangun Kredibilitas KPK

Sudirman Said juga tak lolos pada tahap lanjutan seleksi calon pimpinan KPK. Tapi ia mendoakan agar mereka yang lolos mampu membangun kredibilitas KPK.
"Kita hormati keputusan Panitia Seleksi. Saya bersyukur telah menempuh proses sebaik-baiknya. Terima kasih atas dukungan semua rekan-rekan selama proses seleksi," kata Sudirman Said, Rabu (11/9).
"Kita doakan agar terpilih Calon Pimpinan terbaik untuk membangun kembali kredibilitas KPK," sambungnya.

Komjen Agung Setya dan Komjen Panca Putra Tak Lolos Seleksi Capim KPK

Dua perwira tinggi Polri dinyatakan tak lolos dalam proses seleksi calon pimpinan (Capim) KPK. Kedua jenderal dimaksud, yakni Sestama BIN, Komjen Agung Setya; dan Sestama Lemhanas Komjen RZ Panca Putra.
Tapi, masih ada 2 jenderal Polisi lainnya yang lolos ke tahap selanjutnya. Mereka ialah, Irjen Kementan, Komjen Setyo Budianto; dan Kapolda Kalteng, Irjen Djoko Poerwanto.
Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra di acara HUT Bhayangkara Polda Sumut. Foto: Dok. Istimewa

ICW: Ada Figur Bermasalah yang Lolos 20 Besar Capim dan Calon Dewas KPK

ADVERTISEMENT
ICW menyoroti beberapa nama yang lolos pada seleksi Capim dan Calon Dewas KPK. Mereka adalah Johanis Tanak dan Pahala Nainggolan.
Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menerangkan di bawah kepemimpinan Tanak, KPK kerap dipersepsikan negatif oleh masyarakat. Selain itu, lembaga pemberantasan korupsi tersebut juga kerap menimbulkan kegaduhan.
"Jika model kepemimpinannya begitu, lalu untuk apa tetap diloloskan? Bukankah hanya akan mengulangi hal yang sama jika kelak ia terpilih?" ujarnya.
Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, saat diwawancarai wartawan di Rumah Belajar ICW, Jakarta Selatan, Minggu (19/5/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan

PBHI soal Nurul Ghufron Tak Lolos Capim KPK: Kita Boleh Tepuk Tangan

Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) mengomentari soal gagalnya Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, dalam proses seleksi calon pimpinan (Capim) KPK.
Ketua PBHI Julius Ibrani mengaku pihaknya bersyukur atas hal tersebut. Menurut dia, selama menjadi pemimpin, Ghufron tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT
"Kita boleh tepuk tangan ya, Nurul Ghufron tidak ada lagi karena dia akan lebih banyak sibuk menggugat sana sini daripada kerja ya, memberantas korupsi," kata Julius dalam diskusi bertajuk 'Darurat Demokrasi, KPK Dalam Cengkeraman?', Rabu (11/9).