Mereka yang Ikut Patungan Beli Kapal Selam: Pengusaha Tambang hingga TKW

28 April 2021 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Jogokariyan buka donasi patungan beli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Jogokariyan buka donasi patungan beli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Penggalangan donasi patungan beli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402 yang digagas Masjid Jogokariyan Yogyakarta disambut antusias masyarakat. Dalam dua hari mencapai Rp 800 juta.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir mengatakan para donatur itu berasal dari berbagai daerah termasuk tenaga kerja wanita (TKW) yang ada di Hongkong.
"Ada dari Hongkong, TKW dari Hong Kong ada nelepon mau menyerahkan dolar. Dari Papua, Maluku, Tidore," ujar Jazir dihubungi, Rabu (28/4).
Jumlah donasi pun bervariatif, ada orang yang Rp 50 ribu juga. Memang donasi ini relatif kecil tetapi jumlah orang yang ikut donasi sangat banyak.
"Donasi dari mana saja. Kecil-kecil ada Rp 50 ribu ada tapi banyak orangnya," katanya.
Jazir menceritakan ada pula pengusaha tambang emas di Tapanuli Utara menyumbang 1 persen dari tambang emasnya.
"Saya bilang kalau angkanya besar silakan sumbangkan sendiri, tapi kalau mau titip Jogokariyan tidak apa-apa," katanya.
Gerakan menggalang donasi Masjid Jogokariyan. Foto: Dok. Istimewa
Pihak masjid juga tengah mengajukan perizinan ke Kementerian Sosial hingga OJK. Termasuk pula dengan mengandeng akuntan publik untuk transparansi donasi.
ADVERTISEMENT
"Tadi pagi kita sudah mulai urus perizinan ke Kementerian Sosial. Kita juga melibatkan OJK untuk pengawasan dan juga kita mau minta bantuan auditor," ujar Jazir dihubungi, Rabu (28/4).
Jazir menegaskan bahwa donasi ini 100 persen untuk kapal selam. Untuk operasional tidak diambilkan dari donasi melainkan dari kas masjid.
"100 persen sumbangan masyarakat untuk kapal selam. Ini perlu diawasi maka kami minta OJK dan Kemensos juga akuntan," ujarnya.
"Kita tidak ingin pengumpulan dana dengan niat yang suci ini nanti tercemar. Kita lakukan se-transparan mungkin sebersih mungkin. Ini bukan proyek kita benar-benar ibadah lakukan secermat dan sebaik mungkin," katanya.