Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Momen wisuda merupakan acara yang paling ditunggu dan dinanti oleh para mahasiswa dan mahasiswi. Setelah perjalanan panjang menimba ilmu di bangku kuliah, mereka akan mendapatkan hasil jerih payah usaha selama bertahun-tahun dalam bentuk sebuah ijazah.
ADVERTISEMENT
Namun beberapa mahasiswa dan mahasiswa ada yang tidak bisa mengikuti momen wisuda. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya mulai dari drop out hingga meninggal dunia sebelum wisuda.
Kasus terbaru menimpa seorang mahasiswa UIN Jakarta bernama Nurul Faqih (22) yang meninggal sebelum diwisuda. Sebelum Faqih, beberapa mahasiswa di kampus lain mengalami kejadian serupa. Mereka merenggang nyawa di hari bahagianya saat akan diwisuda akibat kecelakaan lalu lintas.
Berikut kumparan rangkum mereka yang meninggal sebelum di wisuda:
Irza Laila Nur Trinsa dari UNS Surakarta
Irza Laila Nur Trisna Winandi (21), mahasiswi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) FKIP Sebelas Maret (UNS) Surakarta angkatan 2015 merenggang nyawa saat akan mengikuti sidang skripsi.
Irza meninggal dunia sesaat setelah menyelamatkan ibunya dari kecelakaan truk kontainer yang menabrak Puskesmas Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (27/7).
ADVERTISEMENT
Irza saat itu baru saja mengantar ibunya ke Puskesmas. Ibunya merupakan bidan di sana. Irza saat itu masih berada di atas motor. Tiba-tiba kontainer menghantam dirinya hingga perempuan itu tewas seketika.
Kasubag Humas Polres Boyolali AKP Eddy Lillah menuturkan, ketika truk menyeruduk, Irza sempat mendorong ibunya yang hampir tertabrak truk. Namun, malangnya, Irza tak sempat menyelamatkan diri.
"Keterangan saksi, korban meninggal dunia karena menyelamatkan ibunya dengan didorong dan terlempar sehingga tidak ikut jadi korban yang terseret truk trailer," kata Eddy yang dihubungi via telepon, Kamis (25/7).
Setelah peristiwa itu, Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Jamal Wiwoho, memutuskan untuk memberikan penghargaan kepada almarhumah Irza.
Penghargaan yang diberikan berupa membebaskan sisa biaya kuliah Irza. Selain itu, pihak kampus tetap akan melakukan wisuda kepada Irza pada 24 Agustus mendatang. Meski Irza belum sempat mengikuti sidang skripsi karena harus berpulang tepat di hari sidangnya.
ADVERTISEMENT
"Kami memberikan penghargaan pada almarhumah karena tercatat sebagai mahasiswi yang memiliki IP (Indeks Prestasi) 3,38," ujar Jamal di kediaman Irza di Perum Bumi Singkil Permai II, RT 08 /RW 11, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (26/7).
Winda Setianingsih dari Unpak Bogor
Suasana haru terjadi saat proses wisuda di Universitas Pakuan (Unpak), Bogor, Jawa Barat, pada (28/8). Seorang mahasiswi bernama Winda Setianingsih meninggal dunia sebelum diwisuda.
Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP itu meninggal di awal Agustus setelah menjalani perawatan di RSUD Kota Bogor setelah sebelumnya ditabrak oleh truk saat sedang mengendarai motor.
Kepala Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Unpak, Suhendra, mengungkapkan sebelum mengalami kecelakaan, Winda baru saja menyelesaikan sidang skripsi dan dinyatakan lulus. Setelah itu Winda sempat menengok sanak saudaranya di daerah Jawa.
ADVERTISEMENT
"Kata orang tuanya, almarhumah sempat menengok sanak saudaranya di Jawa sana, mungkin karena kecapean dan harus segera mengajar dalam perjalanan menuju sekolah, almarhumah mengalami kecelakaan lalu lintas, tertabrak oleh truk dari belakang. kebetulan almarhumah sehari-hari menggunakan motor,” kata Suhendra.
Suhendra menuturkan kecelakaan itu terjadi beberapa hari sebelum prosesi wisuda dilakukan. Winda seharusnya diwisuda saat gelombang II pada Juli. Namun karena peristiwa itu, wisuda korban diundur di bulan Agustus.
"Padahal kebaya dan toga sudah disiapkan, saya sampaikan cepat sembuh dan mudah-mudahan bisa mengikuti wisuda di periode selanjutnya, yaitu 28 Agustus lalu,” jelasnya.
Namun selama menjalani perawatan kondisi Winda tak kunjung membaik, meski sempat menjalani perawatan ke Cimande. Terakhir, Winda dirawat di RSUD Kota Bogor, dan mengembuskan napas pada awal Agustus lalu.
ADVERTISEMENT
“Mendapatkan informasi meninggalnya Winda, saya langsung berkunjung. Almarhumah memang orangnya rajin, cekatan, aktif di organisasi juga, banyak kegiatan, banyak teman. Kami sangat merasa kehilangan,” ujar Suhendra.
Setelah itu, Suhendra menyampaikan kepada pimpinan fakultas agar Winda tetap diwisuda. Akhirnya pada Rabu (27/8) bertempat di Braja Mustika Hotel dan Convention Centre, Bogor, Winda diwisuda.
Saat itu, ijazah S1 milik Winda diserahkan oleh rektor Unpak kepada ayah Winda yang mewakilinya. Proses penyerahan ijazah berlangsung dengan penuh haru.
Nurul Faqih dari UIN Jakarta
Nasib nahas menimpa Nurul Faqih (22). Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu tewas sebelum diwisuda akibat kecelakaan di Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (1/12) pagi.
Kasatlantas Polres Tangerang Selatan AKP Bayu Marfiando mengatakan, korban hendak berangkat ke kampusnya mengikuti wisuda. Namun, dalam perjalanan korban tertabrak motor di Bens Ciputat.
ADVERTISEMENT
“Betul mau berangkat wisuda,“ kata Bayu kepada kumparan, Minggu (1/12).
Bayu menjelaskan, kecelakaan berawal saat motor Scoopy B-6244-WRW yang ditumpangi dua orang kehilangan kendali sehingga motor melebar ke jalur yang berlawanan. Dari arah berlawanan, muncul motor Yamaha Vixion yang ditumpangi Nurul Faqih. Tabrakan pun tak terhindarkan.
“Sesampainya di depan kantor Ben's radio Ciputat diduga hilang kendali ke kanan, karena kondisi jalan yang menikung sehingga menabrak kendaraan sepeda motor Yamaha Nurul Faqih,” kata Bayu di Kantor Satlantas Polres Tangsel, Minggu (1/12).
Bayu menyebut kedua penunggang Scoopy mengalami luka cukup berat dan menjalani perawatan di rumah sakit. Ia tidak mengungkapkan identitas penunggang Scoopy. Sedangkan Faqih tewas ditempat karena luka di kepala.
ADVERTISEMENT
Akhirnya proses penyerahan ijazah yang seharusnya menjadi bahagia berubah menjadi haru. Ijazah S1 Faqih akhirnya diambil oleh kakaknya. Almarhum Faqih merupakan wisudawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi dan memiliki nilai IPK 3,19.