news-card-video
20 Ramadhan 1446 HKamis, 20 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Mereka yang Tewas dalam Serangan Brutal Israel di Gaza: Anak-Anak hingga Dokter

19 Maret 2025 16:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina membawa barang-barang yang diselamatkan dari puing-puing rumahnya yang hancur akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah, Selasa (18/3/2025). Foto: Eyad BABA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina membawa barang-barang yang diselamatkan dari puing-puing rumahnya yang hancur akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah, Selasa (18/3/2025). Foto: Eyad BABA / AFP
ADVERTISEMENT
Gelombang serangan udara Israel kembali mengguncang Gaza sejak Selasa (18/3) dini hari. Lebih dari 400 warga Palestina tewas, 500 lainnya terluka. Di antara korban serangan brutal itu ada anak-anak, dokter, dan keluarga yang habis tak tersisa.
ADVERTISEMENT
Ledakan dini hari itu datang tanpa peringatan. Warga yang sedang terlelap pun bangun dalam kepanikan.
Rumah-rumah runtuh seketika, meninggalkan puing dan jeritan.
Di kamar mayat, keluarga berdesakan, mencari orang yang mereka cintai di antara tubuh-tubuh tak bernyawa.

Satu Keluarga Lenyap

Ramy Abdu, seorang akademisi dan advokat HAM ternama, kehilangan saudara perempuan, Nasreen, dan seluruh keluarganya.
Rumah mereka di Kota Gaza hancur oleh bom pada pukul 04.30 pagi.
Nesreen, bersama ketiga anaknya, Ubaida, Omar, dan Lian, tewas. Begitu juga dengan istri Ubaida, Malak, dan anak-anak mereka yang masih kecil, Siwar dan Mohammed.
“Israel mungkin bisa membunuh kami, membakar kami hidup-hidup, tapi mereka tidak akan bisa mencabut kami dari tanah kami,” tulis Ramy di X, seperti diberitakan Al Jazeera.
ADVERTISEMENT
Di rumah sakit, pemandangan tak kalah mengerikan.
Video dari Instagram menunjukkan korban berlumuran darah tergeletak di jalan, beberapa masih bergerak, sementara suara ledakan terus terdengar di kejauhan.

Dokter dan Bayi Tiga Hari yang Tak Selamat

Di Rafah, selatan Gaza, serangan udara menghantam rumah Dr. Majda Abu Aker, seorang dokter kandungan di klinik UNRWA.
Majda tewas bersama keluarganya. Sepuluh orang dari keluarga yang sama ikut menjadi korban, termasuk bayi perempuan berusia tiga hari.
Nama-nama mereka kini hanya tinggal menjadi daftar di laporan korban.
Di media sosial, foto-foto mereka menyebar, dikenang sebagai “martir”.
Warga Palestina mencari barang-barang yang bisa diselamatkan di antara puing-puing rumahnya yang hancur akibat serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah, Selasa (18/3/2025). Foto: Eyad BABA / AFP
Di al-Mawasi, Khan Younis, tempat yang disebut Israel sebagai “zona kemanusiaan”, 15 orang tewas akibat serangan udara.
Di Abasan, enam anggota keluarga tewas dalam kendaraan mereka saat berusaha melarikan diri.
ADVERTISEMENT
Serangan udara menghantam langsung mobil mereka, hanya meninggalkan serpihan besi dan tubuh yang tak lagi utuh.
Di tempat lain, dua anak kecil, Bisan dan Ayman, tewas terkena bom. Bibi mereka, Heba al-Hindi, menuliskan duka di Facebook:
“Anak-anakku, semoga Tuhan mengasihani kalian dan memberi kesabaran kepada ibu dan ayah kalian.”

Hari Paling Mematikan bagi Anak-Anak Palestina

Misi Palestina di PBB menyebut, serangan Israel ke Gaza pada Selasa (18/3) dini hari menewaskan lebih 174 anak-anak Palestina.
"Hari ini adalah salah satu hari paling mematikan bagi anak-anak Palestina dalam sejarah," ujarnya.

Mencari Jenazah di Bawah Reruntuhan

Di Jabalia, banyak keluarga menghabiskan berjam-jam mencari jenazah di bawah puing.
Rekaman yang diverifikasi menunjukkan bangunan rata dengan tanah, kawah besar akibat bom, dan potongan tubuh tersangkut di pohon.
ADVERTISEMENT
Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, sedikitnya 48.577 warga Palestina tewas. Ribuan lainnya hilang di bawah reruntuhan, diduga sudah tak bernyawa.