Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Merpati Putih, Tempat Kopassus Belajar Teknik Temukan Korban Longsor
8 Februari 2018 16:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Aksi Prajurit Kopassus (Komando Pasukan Khusus) yang mencari mayat di sejumlah titik longsor di Bogor menyedot banyak perhatian. Belakangan diketahui, prajurit bernama Praka Pujiono itu menggunakan teknik pernapasan yang dipelajari di Perguruan Pencak Silat (PPS) Betako Merpati Putih.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Praka Pujiono menggunakan teknik 'getaran'. Untuk mengetahui lebih detail soal ilmu bela diri Merpati Putih, kumparan (kumparan.com), Kamis (8/2), menemui Ketua Pengurus Cabang PPS BETAKO Merpati Putih Jakarta Pusat, Syarif Hidayat (56) di Kantor Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.
"Merpati Putih itu perguruan tua yang di mana itu awalnya pada masa Keraton Mataram, dari grade satu sampai sekarang grade 11 istilahnya. Dari keturunan satu sampai 11. Yang sekarang adalah sudah almarhum guru besar kita itu Mas Poeng dan Mas Budi. Pertama (Merpati Putih) didirikan 2 April 1963," kata Syarif Hidayat memulai pembicaraan.
"Pertama-tama memang berkembang di sekitar ketentaraan awalnya. Kemudian dulu di Kopassandha (sekarang Kopassus), kemudian meningkat sampai sekarang ke masyarakat umum," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Syarif Hidayat menjelaskan, filosofi Merpati Putih berasal dari Jawa, yakni Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening.
"Itu suatu singkatan, suatu filosofi Jawa artinya mencari sampai dapat dalam keheningan. Kita adalah mencari semua yang kita punya dalam ketenangan," ucap Syarif.
Syarif menambahkan ada dua belas tingkatan yang ada di Merpati Putih. Paling dasar atau dasar satu merupakan calon anggota. Sedangkan dasar dua sudah berstatus anggota Merpati Putih dan diberikan sabuk merah.
Dalam Merpati Putih ada juga tingkatan dewan guru. Dewan guru ini berada di tingkatan inti satu dan inti dua. Namun tingkatan ini hanya untuk para guru besar dan pendiri Merpati Putih, yakni Mas Poeng dan Mas Budi.
Sementara soal aksi Praka Pujiono, Syarif menegaskan bahwa yang dipakai oleh anggota Kopassus itu bukan tenaga dalam. Tetapi ilmu yang ada di Merpati Putih bernama getaran.
ADVERTISEMENT
Syarif menolak bila orang menyebut yang dilakukan Praka Pujiono merupakan tenaga dalam. Karena tenaga dalam, Syarif menyebut berkonotasi mistik.
"Jadi kemampuan yang ada yang mencari korban longsor itu salah satu anggota Kopassus yang sudah terdidik lama, itu bukan tenaga dalam," imbuhnya.
"Istilah tenaga dalam itu istilah mistik ya. Itu adalah aksi dari olah napas. Itu adalah hasil dari olah napas yang menghasilkan suatu energi yang istilah kita pakai namanya getaran," papar Syarif.
Syarif menyebut sebenarnya apa yang dilakukan Praka Pujiono juga bisa dilakukan oleh orang lain. Asal orang tersebut berlatih olah pernapasan secara rutin.
"Jadi semua benda itu memiliki gelombang getaran. Benda-benda itu ada gelombang energinya, ini yang kita deteksi, ini yang kita olah, sifatnya itu saja. Kalau dari MP (Merpati Putih), bisa didapat dari latihan napas," bebernya.
ADVERTISEMENT
Energi ilmiah bernama 'Adenosin Trifospat' (ATP) sebenarnya dimiliki setiap manusia. Cara olah napas bisa membangkitkan energi tersebut.
"Kita membangkitkan energi ATP itu, itu energi eksplosif. Jadi bisa untuk pemukulan benda keras atau secara intinya untuk diolah menjadi suatu getaran. Kalau tadi benda keras bisa menggunakan fisik, bisa dengan getaran," ungkap Syarif.
Tak hanya bisa diimplementasikan dalam pencarian mayat, ilmu pernapasan yang dipelajari dari Merpati Putih juga bisa digunakan untuk pengobatan. Lalu bisa juga mencari benda dalam kegelapan dengan menutup kedua mata.
"Karena tutup mata itu sudah bisa, maka dia bisa mendeteksi apa yang ada di balik dinding. Jadi mendeteksi, menembus gelombang yang ada di balik dinding itu sendiri," terangnya.
Ia kemudian memberikan perbedaan antara Merpati Putih dengan kelompok bela diri lainnya. Bila masuk Merpati Putih, sejak awal masuk sudah diajarkan ilmu pernapasan.
ADVERTISEMENT
"Kalau di MP itu yang diajarkan ini sifatnya bela diri ya. Semua sifatnya pencak silat ya, tata gerak ada, mulai dari gerak dasar, gerak praktis, ada rangkaian gerak terikat, dan seterusnya. Kemudian ada olah napasnya. Bedanya dengan pencak silat lain, dari awal tingkat dasar di MP sudah diberikan latihan pernapasan," tutup Syarif.