Mesin Pengolahan Sampah di Desa Keliki Bali Gunakan Panel Surya

20 September 2024 14:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keliki, Bali, Desa Energi Berdikari Pertamina Berbasis Energi Terbarukan. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Keliki, Bali, Desa Energi Berdikari Pertamina Berbasis Energi Terbarukan. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Operasional mesin pengelolaan sampah reuse, reduce, dan recycle atau TPS3R di Desa Keliki, Kabupaten Gianyar, Bali sudah menggunakan panel surya. Penggunaan panel surya ini dilakukan sejak tahun 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Panel surya berkekuatan 10 ribu KWH ini merupakan bantuan dari pemerintah untuk mendukung program energi bersih.
Mesin TPS3R ini mampu mengoperasikan sebuah mesin pencacah. Mesin menggunakan tiga inverter dan dua baterai cadangan untuk memperoleh aliran listrik.
"10 ribu KHW ini setara dengan kapasitas listrik sebuah perusahaan besar. Kami menggunakan listrik dari PLN bila ada masalah. Selama ini masih aman," kata Manager TPS3R Gede Adnyana, Jumat (20/9).
Suasana TPS3R dan panel surya di Desa Keliki, Kabupaten Gianyar, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
TP3SR ini mampu menampung dan mengolah sampah 90 Kepala Keluarga di Desa Keliki. Rata-rata jumlah sampah yang diangkut setiap hari sekitar 500-1.000 kilogram setiap hari.
Sampah yang diangkut adalah sampah organik, anorganik, dan residu. Warga diberikan tiga tempat sampah untuk memisahkan sampah organik, anorganik, dan residu itu.
ADVERTISEMENT
Sampah yang diangkut biasanya berasal dari rumah tangga dan usaha warga seperti restoran hingga warung kelapa. Sampah warga biasanya berupa sisa makanan, sampah upacara adat, batang kayu, dedaunan dan lainnya.
"Sampah-sampah diangkut secara terpisah, khusus sampah organik kemudian dipilah mana yang bisa dikompos atau tidak," katanya.
Sampah organik besar kemudian dicacah. Selanjutnya ditebar dan ditumpuk di halaman TPS3R untuk dilakukan proses kompos.
Sampah organik akan ditumpuk dengan metode layer. Layer pertama sampah kering dan layer kedua sampah basah. Layer ditumpuk sampai enam lembar. Sampah selanjutnya didiamkan selama dua minggu.
Suasana TPS3R dan panel surya di Desa Keliki, Kabupaten Gianyar, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Layer sampah kemudian dibalik dari paling bawah ke atas secara bergantian selama 12 minggu. Tak lupa sampah disemprot eco enzim pada Minggu ke 6 untuk membantu proses kompos.
ADVERTISEMENT
Hasil sampah ini akan dimanfaatkan untuk pupuk petani yang diberikan secara gratis. Dari TPS3R ini desa berhasil panen padi organik. Desa mencatat ada 4 hektare sawah padi organik milik warga
"Kita melakukan pengoplosan tiga kali sebulan. Hasil pupuk 1 ton per bulan dan panen pupuk setiap dua minggu sekali, sekitar 500-600 kilogram," katanya.
Suasana TPS3R dan panel surya di Desa Keliki, Kabupaten Gianyar, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sedangkan, sampah anorganik juga sesuai jenisnya kemudian dijual ke tempat rongsokan. Sampah residu biasanya diangkut dan diantarkan ke TPA.
"Sampah residu belum bisa kelola sehingga kita bawa ke TPA. Jadi, sampah yang dibawa ke TPA berkurang sampai 80 persen," katanya.
Suasana TPS3R dan panel surya di Desa Keliki, Kabupaten Gianyar, Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Tak cuma mesin pencacah, Desa Keliki juga memanfaatkan panel surya untuk pengairan sawah. Panel surya berkapasitas 2.500 watt dimanfaatkan untuk mengairi 24 hektare sawah. Desa memiliki 7 unit panel surya untuk 500 hektare sawah.
ADVERTISEMENT
Panel surya digunakan pada musim kemarau, yakni Mei dan September.
"Kami memiliki sumur kedalaman 50 meter untuk pengairan sawah. Airnya ini bisa diminum karena kami sudah melakukan uji sanitasi," katanya.