Mesir Duga Kelompok Terkait Ikhwanul Muslimin Dalang Bom di RS Kanker

6 Agustus 2019 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan keamanan Mesir berkumpul di sekitar mobil yang hancur akibat ledakan di Kairo, Mesir. Foto: AFP/ALY FAHIM
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan keamanan Mesir berkumpul di sekitar mobil yang hancur akibat ledakan di Kairo, Mesir. Foto: AFP/ALY FAHIM
ADVERTISEMENT
Pemerintah Mesir menduga kelompok Hasm adalah pelaku serangan di depan RS Lembaga Kanker Nasional di Kairo, Minggu (4/8) lalu. Serangan ini mengakibatkan 20 orang tewas dan 47 orang lainnya luka-luka.
ADVERTISEMENT
Gerakan Hasm merupakan sayap organisasi Ikhwanul Muslimin atau yang dikenal negara Barat sebagai Muslim Brotherhood.
Oleh beberapa negara seperti Mesir, Suriah, Rusia dan Arab Saudi, Ikhwanul Muslimin masuk dalam daftar organisasi teroris.
Kelompok Hasm yang diduga sebagai otak serangan di RS Kanker adalah kelompok militan yang baru muncul pada 2016 lalu.
Dalam bahasa Arab, kata 'Hasm' memiliki arti ketegasan. Hasm juga merupakan singkatan dari Harakat Sawa'd Misr, yang artinya pasukan gerakan Mesir.
Selama dua tahun kelompok ini mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan di Mesir.
Pada 5 Agustus 2016, mereka mengklaim bertanggung jawab atas upaya pembunuhan terhadap mantan Mufti Besar Mesir, Ali Gomaa.
Selanjutnya 29 September 2016, kelompok ini berusaha untuk membunuh asisten senior jaksa tinggi Mesir, Zakaria Abrel Aziz, ketika ia pulang ke rumahnya di timur, Kairo.
Warga Mesir berjalan di luar National Cancer Institute yang hancur akibat ledakan di Kairo, Mesir. Foto: AFP/KHALED DESOUKI
Rencananya Aziz akan dibunuh lewat serangan bom. Upaya itu gagal, namun seorang pejalan kaki terluka akibat ledakan bom tersebut.
ADVERTISEMENT
Aksi Hasm tak berhenti di situ saja, pada 4 November 2016 kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas upaya pembunuhan terhadap Hakim Ahmed Aboul Fotouh di Nasr City.
Hakim Fotouh adalah satu dari tiga hakim yang memberikan hukum penjara 20 tahun terhadap mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi. Tokoh Ikhwanul Muslimin itu divonis bersalah karena menyebabkan kematian 10 orang dalam bentrokan antar pasukan keamanan pada 2012.
Sebuah mobil kebakaran akibat ledakan di luar National Cancer Institute, Kairo, Mesir. Foto: AFP
Pada 9 Desember 2016, kelompok ini kembali mengaku bertanggung jawab atas serangan di pos pemeriksaan yang terletak di jalan utama dekat kompleks piramida Giza. Serangan ini yang menewaskan enam petugas polisi.
Atas serangkaian aksinya itu, kelompok Hasm juga ikut ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara, antara lain Inggris dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kelompok ini sejatinya merupakan bentuk protes terhadap pemerintahan Mesir yang telah diambil alih oleh militer pada 2013. Mereka memilih jalan kekerasan untuk menggulingkan pemerintah militer yang berkuasa.
Warga Mesir melihat bangunan National Cancer Institute yang hancur akibat ledakan di Kairo, Mesir. Foto: AFP/KHALED DESOUKI
Jalan kekerasan yang dipilih oleh kelompok Hasm didukung oleh beberapa anggota dari organisasi induknya, Ikhwanul Muslimin.
Ikhwanul Muslimin adalah gerakan islamis tertua di Mesir. Ikhwanul Muslimin didirikan pada 1928 oleh Hassan al-Banna, seorang guru di Kota Islamlia.
Al-Banna berpendapat bahwa Islam suatu saat nanti akan bangkit, mengejar ketertinggalan dari Barat dan menyingkirkan pemerintahan kolonial.
Pemikiran Al-Banna ini yang kemudian menyebar ke berbagai gerakan politik islamis berbagai negara.
Sebuah mobil kebakaran akibat ledakan di luar National Cancer Institute, Kairo, Mesir. Foto: Reuters
Partai-partai politik yang secara eksplisit menyatakan sebagai bagian dari Ikhwanul Muslimin diakui di banyak negara. Misalnya di Amerika Serikat, Yordania, Irak, Kuwait, Bahrain, Maroko, Turki,dan Tunisia.
ADVERTISEMENT
Di bawah pemerintahan Presiden Abdel Fattah el-Sisi, Ikhwanul Muslimin diklasifikasikan sebagai organisasi teroris. Presiden el-Sisi secara rutin menuduh Ikhwanul Muslimin berada di balik serangan teroris. Namun, Ikhwanul Muslimin secara konsisten membantah ikut terlibat.