Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengajukan gencatan senjata dua hari di Gaza, pada Minggu (27/10). Dia juga mengusulkan pertukaran tahanan terbatas Israel-Hamas.
ADVERTISEMENT
Lewat konferensi pers di Kairo, el-Sisi mengatakan pertukaran tahanan termasuk empat tawanan Israel di Gaza dan sejumlah napi Palestina yang ditahan di Israel.
Dia mengatakan, setelah gencatan senjata dan pertukaran tahanan terbatas akan diikuti negosiasi lanjutan selama 10 hari demi membahas gencatan senjata permanen di Gaza.
El-Sisi tidak mengungkap apakah usulan gencatan senjata itu sudah diberikan ke Israel dan Hamas atau belum. Saat bersamaan Israel malah memperluas serangannya ke Iran.
Ia hanya mengatakan, jika perang di Gaza terus berlanjut maka kelaparan di sana akan makin menjadi-jadi. Dia menginginkan agar bantuan ke Gaza bisa semakin banyak masuk.
"Sangat penting agar bantuan masuk sesegera mungkin," kata el-Sisi seperti dikutip dari AFP.
Adapun, Mesir bersama Qatar dan Amerika Serikat sudah menjadi mediator krisis Gaza selama berbulan-bulan. Akan tetapi upaya tiga negara ini mewujudkan gencatan senjata di Gaza hanya mengalami sedikit kemajuan.
Padahal keluarga sandera di Israel mendesak pemerintah segera menggelar negosiasi baru dengan Hamas. Desakan itu terkait kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar pada awal bulan ini.
ADVERTISEMENT
Oleh AS dan beberapa pengamat SInwar dipandang sebagai salah satu hambatan gagal terwujudnya gencatan senjata di Gaza.
Sampai sekarang diyakini masih ada 97 dari 251 tahanan Israel masih disandera di Gaza. Pembebasan tahanan menjadi syarat mutlak Israel demi mengakhiri perang di Gaza.
Di samping soal pertukaran sandera, adalah keberadaan tentara Israel usai perang Gaza yang membuat negosiasi gencatan senjata mandek.
Hamas menginginkan agar Israel angkat kaki total dari Gaza. Israel menolak dan menyatakan akan tetap berada di Gaza. Belum ada titik temu terkait persoalan ini baik dari Hamas mau pun Israel.