Meski Diprotes Ratusan Ribu Warga, Paspor Kesehatan Prancis Resmi Diberlakukan

9 Agustus 2021 10:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengecek paspor kesehatan sebelum memasuki Museum Louvre di Paris, Prancis. Foto: Sarah Meyssonnier/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengecek paspor kesehatan sebelum memasuki Museum Louvre di Paris, Prancis. Foto: Sarah Meyssonnier/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mulai Senin (9/8), rakyat Prancis wajib menunjukkan paspor kesehatan mereka untuk bisa beraktivitas di tengah-tengah masyarakat. Kebijakan paspor ini tetap berlaku meskipun telah diprotes keras oleh ratusan ribu warga.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, paspor kesehatan ini wajib ditunjukkan di kafe dan restoran, baik indoor maupun outdoor, serta saat melakukan perjalanan antarkota.
Paspor ini berupa kode QR yang berisi data-data bukti vaksinasi COVID-19 dosis penuh, hasil negatif tes corona, atau bukti kesembuhan dari COVID-19.
Pemerintah Prancis akan menerapkan periode pengampunan selama satu minggu bagi seluruh warga untuk membiasakan diri dengan peraturan baru ini.
“Paspor kesehatan dan program vaksinasi akan membantu kita menghindari penerapan kebijakan jam malam dan lockdown-lockdown baru,” ujar Menteri Kesehatan Olivier Veran kepada surat kabar Le Parisien Daily, Minggu (8/9).
Ilustrasi health passport. Foto: Shutter Stock
Veran mengumumkan perubahan pada sejumlah aturan pencegahan COVID-19, seperti perpanjangan waktu kedaluwarsa hasil tes corona, dari yang semula 48 jam (dua hari) menjadi 72 jam.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hasil tes corona yang dilakukan mandiri, dengan syarat harus dalam pengawasan medis, juga diizinkan untuk digunakan.
Penggunaan paspor kesehatan ini sebelumnya telah diterapkan di lokasi tertentu, seperti museum, teater, dan bioskop sejak 21 Juli lalu.
Paspor ini adalah salah satu upaya Macron dalam menekan laju infeksi COVID-19 serta menggenjot percepatan vaksinasi. Aturan wajib paspor kesehatan ini disebut akan berlangsung setidaknya hingga akhir November 2021.

Penolakan dari Ratusan Ribu Warga Prancis

Kementerian Dalam Negeri Prancis mengungkapkan, 237 ribu orang di penjuru Prancis turun ke jalanan pada Sabtu (7/8) untuk menolak kebijakan tersebut.
Dari jumlah pendemo itu, 17 ribu di antaranya berunjuk rasa di Ibu Kota Prancis, Paris. Angka ini melonjak dari pekan sebelumnya, yakni 204 ribu pengunjuk rasa di berbagai kota Prancis.
Seorang pengunjuk rasa memegang plakat selama demonstrasi menentang pembatasan Prancis, termasuk health pass di Paris, Prancis, Kamis (5/8). Foto: Benoit Tessier/REUTERS
Demo besar-besaran kerap terjadi sejak Presiden Emmanuel Macron memutuskan untuk menerapkan kebijakan paspor kesehatan di berbagai sektor.
ADVERTISEMENT
Meskipun jumlah warga yang menolak kebijakan paspor cukup tinggi, survei yang dilakukan pemerintah menunjukkan, mayoritas rakyat Prancis mendukung penggunaan paspor kesehatan ini.
Menurut Macron, ia menyesal terlalu memberikan perhatian terhadap mereka yang anti-vaksin, anti-sains, dan anti-pemerintah, dan cenderung mengesampingkan warga yang sudah taat peraturan dan sudah divaksinasi.
Seorang pengunjuk rasa saat demonstrasi menentang pembatasan Prancis, termasuk health pass di Paris, Prancis, Kamis (5/8). Foto: Benoit Tessier/REUTERS
“Saya bersedia mendengarkan seluruh rasa takut Anda, bersedia untuk melakukan apa pun untuk meyakinkan Anda. Tetapi sekarang, cukup sudah,” ujar Macron pada Minggu (8/8).
Saat ini, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit memang tidak setinggi gelombang-gelombang sebelumnya.
Tetapi, jumlah pasien pada Sabtu (7/8), yaitu 1.510 orang di ICU, masih lebih tinggi dibanding pekan lalu, yakni 1.099 orang.
Kasus COVID-19 Prancis saat ini tengah melonjak di wilayah Corsica dan pesisir Laut Tengah (Laut Mediterania). Situasi corona di sejumlah Wilayah Seberang Laut Prancis yang terletak di Samudra Hindia dan Kepulauan Karibia juga mengalami perburukan.
ADVERTISEMENT