Meski Ditekan Barat dan AS, Putin Tetap Akan Hadir di KTT G20 di Indonesia

23 Maret 2022 14:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
24
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri acara yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia, Jumat (18/3/2022). Foto: RIA Novosti Host Photo Agency/Alexander Vilf via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri acara yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia, Jumat (18/3/2022). Foto: RIA Novosti Host Photo Agency/Alexander Vilf via Reuters
ADVERTISEMENT
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia untuk menghadiri KTT G20 di Indonesia pada akhir 2022 mendatang, jika tidak ada halangan.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Vorobieva disampaikan di tengah ancaman Amerika Serikat dan Barat. Mereka tengah mempertimbangkan mengeluarkan Rusia dari kelompok 20 negara perekonomian terbesar di dunia.
"Kemungkinan [Putin hadir dalam agenda G20] itu ada, tapi tergantung pada banyak hal," ungkap Vorobieva dalam press briefing yang diselenggarakan langsung di kediamannya pada Rabu (23/3).
Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobiev. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Vorobieva menambahkan, Rusia bersedia untuk turut berpartisipasi pada acara G20 karena agenda tersebut bukan untuk membahas krisis yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Namun secara khusus untuk membahas permasalahan ekonomi skala global.
"Sebenarnya forum ini bertujuan untuk memperbaiki keadaan ekonomi dan memecahkan masalah-masalah ekonomi," kata Vorobieva.
Dubes Rusia yang telah bertugas di Indonesia sejak tahun 2018 itu juga mengatakan pengecualian Rusia untuk hadir dalam forum G20 justru hanya akan membuat negara forum mengalami kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi global.
ADVERTISEMENT
"Tanpa Rusia, akan sulit untuk melakukan recovery bersama, pulih lebih kuat," tegas Vorobieva.
Vorobieva juga berharap agar pemerintah Indonesia tidak menyerah pada tekanan yang datang jika Rusia turut berpartisipasi dalam forum tersebut.
Reporter: Sekar Ayu