Meski Menang Pilpres, Macron Akui Rakyat Prancis Tak Dukung Ide-idenya

25 April 2022 10:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron melambai di atas panggung, setelah terpilih kembali sebagai presiden, selama reli kemenangannya di Champ de Mars di Paris, Prancis, Minggu (24/4/2022). Foto: Christian Hartmann/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron melambai di atas panggung, setelah terpilih kembali sebagai presiden, selama reli kemenangannya di Champ de Mars di Paris, Prancis, Minggu (24/4/2022). Foto: Christian Hartmann/REUTERS
ADVERTISEMENT
Mengantongi sekitar 57,4 persen suara pada pilpres tahun ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron berhasil mempertahankan jabatannya untuk periode kedua.
ADVERTISEMENT
Macron berhasil mematahkan prediksi beberapa lembaga survei yang menyebutkan dirinya hanya akan menang tipis dari pesaingnya Marine Le Pen. Hasil akhir menunjukkan Le Pen hanya mendapat 41,4 persen suara. Perbedaan suara antara kedua capres ini mencapai sekitar 16 persen.
Saat menyampaikan pidato kemenangan, Macron menyatakan kemenangannya pada pilpres 2022 membuktikan rakyat Prancis menolak ideologi sayap kanan yang diusung Le Pen.
"Banyak orang di negara ini memilih saya bukan karena mereka mendukung ide-ide saya, tetapi untuk mencegah ide-ide sayap kanan," ucap Macron seperti dikutip dari Reuters.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan kandidat presiden partai Nasional Rassemblement sayap kanan Prancis Marine Le Pen saat debat pemilihan presiden Prancis, di Saint-Denis, utara Paris, Prancis. Foto: Ludovic Marin/Pool/REUTERS
Macron pun secara tidak langsung mengakui beberapa kritik yang dilemparkan Le Pen terhadap pemerintahannya, seperti standar hidup orang Prancis yang tengah merosot. Ia lantas berjanji akan mengatasi masalah besar ini, demikian dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin berterima kasih kepada mereka [yang mendukung], dan saya tahu bahwa berhutang budi kepada mereka di tahun-tahun mendatang," kata Presiden Prancis tersebut.
"Tidak ada seorang pun di Prancis yang akan terbengkalai di pinggir jalan," lanjut dia.
Standar hidup yang merosot ini dikarenakan gangguan ekonomi dua tahun belakangan akibat pandemi, dan lonjakan harga energi yang diperburuk oleh perang Ukraina. Meningkatnya biaya hidup telah menjadi beban teramat besar bagi orang-orang termiskin di negara tersebut.
Aksi demo menentang rencana reformasi pensiun pemerintah Prancis di Paris, Kamis (5/12). Foto: REUTERS/Christian Hartmann
Terpilihnya Macron membuat beberapa warga berharap gaya kepemimpinannya berubah. Macron dikenal sebagai pribadi arogan serta keras.
"Dia perlu lebih dekat dengan orang-orang dan mendengarkan mereka," kata Virginie, seorang pekerja penjualan digital pada rapat umum Macron.
ADVERTISEMENT