Meta Larang Media Pemerintah Rusia karena Dicurigai Jalankan Operasi Rahasia

17 September 2024 20:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Rusia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Rusia. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Threads, melarang semua media yang dikelola pemerintah Rusia dari seluruh platformnya di dunia.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu diambil pada Senin (16/9) malam atas tuduhan adanya "aktivitas campur tangan asing" yang dilakukan oleh media Rusia.
Larangan ini muncul setelah Amerika Serikat menuduh RT, salah satu media pemerintah Rusia, dan sejumlah karyawannya telah menyalurkan dana sebesar USD 10 juta untuk secara diam-diam mendanai kampanye gelap di platform media sosial, termasuk TikTok, Instagram, X, dan YouTube.
Tuduhan tersebut muncul dalam dakwaan yang dibuka oleh jaksa AS.
"Setelah pertimbangan matang, kami memutuskan untuk memperluas kebijakan kami terhadap media pemerintah Rusia," kata Meta dalam pernyataan resminya, menanggapi investigasi yang dilakukan oleh AFP.
“Rossiya Segodnya, RT, dan entitas terkait lainnya kini dilarang dari platform kami secara global karena terlibat dalam aktivitas campur tangan asing,” tulis Meta.
Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov. Foto: Sergei Karpukhin/Reuters
Kebijakan baru Meta ini disambut kemarahan dari Kremlin. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengecam keputusan tersebut, menyebut tindakan Meta sebagai langkah yang mendiskreditkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
"Tindakan ini tidak dapat diterima terhadap media Rusia," ujar Peskov dalam konferensi pers.
RT sebelumnya terpaksa menghentikan operasinya di negara-negara seperti Inggris, Kanada, Uni Eropa, dan Amerika Serikat akibat sanksi setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Mereka menjadi salah satu media utama yang disebut dalam dakwaan tersebut.
Jaksa AS mengeklaim bahwa RT menjalankan "proyek rahasia" yang dirancang untuk mempengaruhi opini publik di negara-negara Barat.

Operasi Rahasia di Balik Konten Daring

Ilustrasi media sosial. Foto: Shutterstock
Salah satu operasi yang disebut dalam dakwaan melibatkan pendanaan dan pengarahan perusahaan pembuat konten di Tennessee, Amerika Serikat.
Sejak akhir 2023, perusahaan ini telah memproduksi hampir 2.000 video yang telah ditonton lebih dari 16 juta kali di YouTube.
Namun, perusahaan tersebut tidak pernah mengungkapkan kepada audiensnya bahwa mereka didanai oleh RT.
ADVERTISEMENT
Dalam dakwaan itu, jaksa juga mengutip pernyataan seorang produsen konten yang mengeluhkan tekanan untuk memproduksi video mengenai seorang komentator politik AS yang mengunjungi toko kelontong di Rusia yang dinilai sebagai promosi terang-terangan. Meski produser tersebut keberatan, video itu tetap dipublikasikan.
Jaksa menuduh bahwa RT menggunakan operasi rahasia ini untuk membuat perpecahan domestik dan melemahkan oposisi terhadap kebijakan Pemerintah Rusia di negara-negara Barat.

Proksi dan Tentara Bayaran

Tentara cadangan Rusia yang baru ikut serta dalam pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia. Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
Sejak 2017, Rusia menjadi salah satu sumber terbesar operasi pengaruh rahasia yang dihadapi oleh Meta di platformnya.
Laporan yang dirilis Meta menunjukkan bahwa upaya pengaruh daring yang dilakukan Rusia semakin meningkat setelah invasi ke Ukraina.
RT, menurut dakwaan, telah memperluas kemampuannya di dunia maya dengan dukungan dari Pemerintah Rusia, termasuk hubungan dengan badan intelijen Rusia.
ADVERTISEMENT
Operasi ini fokus pada pengumpulan intelijen dan kampanye pengaruh global yang informasinya disalurkan kepada media Rusia, kelompok tentara bayaran, dan proksi lain yang mendukung pemerintah Rusia.