Meutya di HPN 2025: Pers Harus Jadi Benteng Lawan Tsunami Informasi Menyesatkan

9 Februari 2025 12:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan keterangan kepada wartawan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/1/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan keterangan kepada wartawan usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/1/2025). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid memberikan pernyataan dalam perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2025. Video diputar dalam rangkaian Puncak HPN 2025 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (9/2).
ADVERTISEMENT
Meutya mengatakan, pers tak sekadar saksi sejarah tapi penggerak perubahan. Di tengah gejolak perubahan zaman, pers harus tetap menjaga demokrasi.
"Hari ini kita merayakan keberanian integritas dan semangat juang insan pers Indonesia," kata Meutya.
"Pers harus tetap menjadi penjaga demokrasi melawan arus manipulasi dan menegakkan kebenaran," tambah dia.
Pers saat ini harus berhadapan dengan perkembangan zaman. Penggunaan AI termasuk dari satu yang cukup berpengaruh.
"Dunia berubah dengan sangat cepat, mediamorfosis tidak terhindarkan, media konvensional berjalan beriring dengan media digital. Adaptasi atau tergilar itulah pilihan kita," tutur dia.
Dengan adanya kemudahan informasi menyebar di tengah perkembangan era digital yang pesat, ada bahaya disinformasi yang juga besar.
"Clik bait, hoaks dan disinformasi merajalela. Kita harus bertanya apakah kita harus tunduk pada tren yang dangkal ini. Atau berdiri tegak mempertahankan integritas jurnalistik. Publik haus akan kebenaran dan pers harus jadi sumber air jernih," jelas dia.
Hendry Ch Bangun pada acara Puncak Hari Pers Nasional, Minggu (9/2/2025). Foto: YouTube/ pwi kalsel
Bagi eks Ketua Komisi I DPR itu, pertarungan besar pers saat ini tak sebatas bertahan. Pers harus mampu membangun dan membentuk opini publik.
ADVERTISEMENT
"Perpres publisher right adalah langkah maju untuk melindungi jurnalisme profesional dari dominasi platform digital. Ini bukan sekadar regulasi tapi perisai dari keberlanjutan industri pers nasional," kata dia.
Untuk itu, Meutya meminta pers tak takut perubahan. Kuasai teknologi dan jadi garda terdepan dalam revolusi informasi.
Di lokasi yang sama, Ketua PWI sekaligus penanggung jawab HPN 2025 Hendry CH Bangun mengatakan, pers harus hadir dalam memperjuangkan kedaulatan bangsa khususnya di bidang pangan.
Di sisi lain, pers juga harus bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini. Terlebih, terjangan media sosial begitu masif.
"Hampir 90% media collaps, tidak mampu membiayai dirinya sendiri banyak PHK dan pensiun diri. Oleh karena itu, kemarin juga dibahas, kuncinya adalah adaptasi dan meningkatkan mutu dan kualitas," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Banyak sekali gagasan yang disampaikan yang intiya kalau kita tidak relevan dan aktual dengan perkembangan di depan maka kita akan habis padahal sebagai pilar keempat demokrasi, media penting meskipun media sosial sudah sedemikian masif masuk ke ruang publik, ruang pribadi kita," jelas dia.
Hendry Ch Bangun pada acara Puncak Hari Pers Nasional, Minggu (9/2/2025). Foto: YouTube/ pwi kalsel
Dukungan pers terhadap kedaulatan pangan, kata Hendry, jangan pula diartikan tidak bisa memberikan kritik terhadap kebijakan. Kacamata pers dalam melihat sebuah kebijakan juga penting agar memberi evaluasi kepada pemerintah.
"Jangan dianggap lalu kita mengekor pada pemerintah kita akan tetap kritis tetapi memberi kritik, kritik yang membangun, kritik yang memberi solusi, kritik yang tujuannya mencari kebaikan kebaikan," tambah dia.
Dalam HPN 2025, disampaikan juga jajaran jurnalis peraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro (AJA) 2024. kumparan menjadi salah satu pemenang di kategori siber.
ADVERTISEMENT
Dalam AJA 2024 memperlombakan lima kategori karya jurnalistik utama, yakni jurnalistik foto, video, siber, cetak dan audio. Keistimewaan AJA 2024, tambahnya, juga memberikan dua penghargaan khusus, yakni untuk pers kampus dan jurnalisme warga. Berikut daftarnya:
Salah satu jurnalis kumparan, Erandhi Hutomo Saputra saat memegang piala penghargaan Adi Negoro pada Hari Pers Nasional di Banjarmasin, Minggu (9/2/2025). Foto: Amrizal Papua/kumparan
1) Kategori karya jurnalistik foto dimenangkan oleh Agus Susanto (Kompas ID) dengan judul karya “Harga Beras Mahal, Masyarakat Berebut Beras Murah di Babelan”.
2) Kategori karya jurnalistik video dimenangkan oleh Mohammad Suroidin, Tiara Harahap, Ardin Tato, Alwan Syahmidi (tvOne) dengan judul karya “Longsor Maut Tambang Ilegal “.
3) Kategori karya jurnalistik siber dimenangkan oleh Anggi Kusuma Dewi, Erandhi Hutomo Saputra, Agaton Kenshanahan (kumparan.com) dengan judul karya “Terimpit Proyek Raksasa PIK 2 di Utara Tangerang”.
ADVERTISEMENT
4) Kategori jurnalistik cetak dimenangkan oleh Praga Utama, Raymundus Rikang, Yosea Arga Pramudita (TEMPO) dengan judul karya “Skandal Guru Besar Abal-abal”.
5) Kategori karya jurnalistik radio dimenangkan oleh Taufik Hidayat (RRI Sintang) dengan judul karya “Jebakan Maut Judi Online- Generasi Kini Dalam Lingkar Adiksi Internet”.
Ini merupakan kali kedua berturut-turut kumparan meraih AJA. Sebelumnya pada 2023, kumparan juga meraih penghargaan yang sama lewat karya 'Teror di Tanah Papua'.