Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Migrant Care: Arab Saudi Tak Mau Berkompromi soal Pancung TKI Zaini
20 Maret 2018 12:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
![Demonstrasi di depan kedubes Arab Saudi (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1521514749/w1ldgcmceokr2mk91eoo.jpg)
ADVERTISEMENT
Organisasi buruh migran Indonesia melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Arab Saudi. Aksi itu berlangsung sejak pukul 10.00 WIB. Meski begitu mereka mengaku enggan bertemu dengan perwakilan Kedutaan Besar Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah yang ikut dalam aksi mengatakan, tak ada gunanya bertemu dengan perwakilan Arab Saudi soal eksekusi hukum pancung bagi Muhammad Zaini Misrin, TKI asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
“Presiden saja sudah dua kali berkirim surat, sudah dua kali ketemu tetapi tidak dianggap. Jadi saya kira tidak ada gunanya untuk ketemu mereka,” ujar Anis di Jalan HR Rasuna Said, Selasa (20/3).
![Arab Saudi (Foto: Wikimedia Commons)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1495597831/xbn47ksuc0fbs9gvfcmo.jpg)
Menurut Anis, pemerintah Arab Saudi dianggap tidak mau berkompromi soal eksekusi hukum pancung bagi Zaini dengan pihak lain. Mereka dianggap hanya mendengarkan diri sendiri soal eksekusi hukum pancung.
“Mereka (pemerintah Arab Saudi) tidak akan berkompromi dan mendengar yang lain, karena mereka hanya mendengar dirinya sendiri,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam unjuk rasa tersebut, berbagai orasi penolakan terhadap hukum pancung pemerintah Arab Saudi terus diteriakkan. Artis sekaligus aktivis buruh migran Melanie Subono juga turut hadir dalam aksi itu.
Pemerintah Arab Saudi telah menghukum pancung Zaini pada Minggu (18/3) kemarin. Zaini dihukum pancung karena dipaksa mengakui pembunuhan yang sebenarnya bukan ia yang melakukan.