Miguel Diaz-Canel Kembali Terpilih sebagai Presiden Kuba, Resmi Jabat 2 Periode

20 April 2023 10:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel Foto: REUTERS/Alejandro Ernesto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel Foto: REUTERS/Alejandro Ernesto
ADVERTISEMENT
Petahana Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel, kembali dipilih oleh parlemen untuk menduduki masa jabatan periode keduanya, pada Rabu (19/4). Pemimpin Partai Komunis yang berkuasa di negara itu memenangkan pemilihan legislatif dengan suara bulat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Diaz-Canel berhasil memperoleh suara mayoritas yaitu 97,66 persen dari Majelis Nasional yang secara keseluruhan terdiri dari 470 orang.
Sebagai satu-satunya gerakan politik yang diakui di Kuba, sebagian besar anggota parlemen mendukung Partai Komunis.
Para calon presiden dan pemimpin legislatif diusulkan oleh anggota parlemen sebelum digelar sesi, kemudian diperiksa oleh Komisi Pencalonan Nasional, dan pemungutan suara oleh seluruh anggota parlemen dilaksanakan.
Selain menunjuk Diaz-Canel sebagai presiden, parlemen juga kembali memilih Salvador Valdes sebagai wakil presiden dan Manuel Marrero sebagai perdana menteri.
Lebih lanjut, dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi Diaz-Canel menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para anggota parlemen atas dukungan dan kepercayaan mereka.
Dia juga menyinggung soal komitmen pemerintahannya yang saat ini dihadapkan pada salah satu krisis sosial dan ekonomi terbesar sejak revolusi Fidel Castro di tahun 1959.
ADVERTISEMENT
Calon Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel. Foto: REUTERS/Alejandro Ernesto
“Kita harus menghadapi tantangan besar ini tanpa melambat,” tegas pria berusia 62 tahun itu.
Sorak kegembiraan atas terpilih kembalinya Diaz-Canel tampaknya tidak akan berlangsung lama, lantaran pemerintahannya dalam lima tahun ke depan akan menghadapi berbagai tantangan berat.
Tantangan tersebut antara lain lonjakan inflasi, merosotnya pemasukan sektor pariwisata akibat pandemi COVID-19, serta antrean panjang masyarakat yang ingin membeli barang-barang pokok seperti bahan bakar, obat-obatan, hingga makanan.
Kekacauan itu menimbulkan kekhawatiran atas kembali berulangnya protes skala nasional di Kuba pada Juli 2021, yang merupakan protes terbesar sejak revolusi Fidel Castro. Imbas dari protes tersebut, ratusan ribu orang telah bermigrasi dari Kuba, melarikan diri dari kehancuran ekonomi.
“Hal ini memaksa kami untuk bekerja lebih keras dan lebih baik, untuk merespons rakyat kami. Saya yakin kami akan mendapatkan hasil yang baik,” tutur Diaz-Canel.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Diaz-Canel yang berasal dari Kota Santa Clara, Kuba bagian tengah itu adalah seorang insinyur listrik dan berubah haluan menjadi politikus yang disegani di Partai Komunis.
Pria yang lahir tepat setelah revolusi Fidel Castro berkuasa tersebut telah berulang kali menyatakan penyesalannya lantaran tidak dapat menghidupkan kembali perekonomian Kuba yang terguncang selama beberapa tahun terakhir.