Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Milenial TKN Tak Setuju Istilah Emak-emak: Lebih Baik Ibu Bangsa
8 Maret 2019 17:24 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah Juru Bicara Milenial Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin mengungkapkan ketidaksetujuan penggunaan istilah 'emak-emak' yang kerap diucapkan kubu Prabowo-Sandi untuk menyebut perempuan. Salah satu jubir, Rina Saadah, menjelaskan alasannya yaitu karena peran perempuan sangat banyak.
ADVERTISEMENT
Menurut Rina, perempuan dapat berperan baik untuk perekonomian keluarga hingga menjadi agen politik pennagkal hoaks.
"Karena peran perempuan sangat penting dalam menjalankan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Bukan hanya satu, perekonomian keluarga, tapi peran perempuan juga sangat signifikan dalam tangkal hoaks. Karena peran tersebut perempuan bisa beri info sesuai fakta kepada anak-anaknya dan keluarganya," ujar Rina di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/3).
Dari situlah, Rina menilai istilah untuk perempuan lebih tepat disebut sebagai ibu bangsa, seperti yang digaungkan capres Jokowi di berbagai kesempatan.
"Kami jubir milenial enggak sepakat dengan penerbitan perempuan dengan istilah emak-emak. Kami sangat mendukung apa yang disampaikan Jokowi bahwa perempuan itu adalah ibu bangsa," ungkap Rina.
Jubir lainnya Adnan Mubarak juga menyebut istilah ibu bangsa justru sebagai bentuk penghargaan terhadap kaum perempuan.
ADVERTISEMENT
"Ini sebagai bentuk tak menghargai perempuan. Setuju perempuan itu dipanggil ibu bangsa karena menjaga keluarga, lingkungan. Bukan sebarkan hoaks tapi menangkal hoaks," tutur Adnan.
Adnan kemudian menyinggung soal kasus tiga emak di Karawang yang menghebohkan publik karena menyebarkan kampanye hitam tentang Jokowi hingga berakhir dibui. Ia juga menyayangkan emak-emak yang disebut pendukung paslon nomor urut 02 itu malah menyebarkan hoaks.
"Tapi justru di pihak sebelah jadi medium didorong itu gunakan hoaks. Kan ini salah. Eksploitasi yang salah. Dan ini sangat kita sayangkan," tutupnya.