Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Miliarder Australia Clive Palmer Bentuk Parpol yang Terinspirasi Donald Trump
19 Februari 2025 13:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Miliarder Australia Clive Palmer meluncurkan partai politik yang terinspirasi dari Presiden AS Donald Trump, beberapa bulan sebelum pemilihan umum federal di negaranya digelar.
ADVERTISEMENT
Taipan tambang itu mengatakan, Partai Trumpet of Patriots yang dia bentuk akan menyelesaikan masalah di pemerintahan sampai tuntas. Dalam keterangannya Palmer menggunakan istilah Drain the Swamp dalam janji politiknya saat membentuk partai baru.
Keinginan Palmer itu terinspirasi pada rencana Trump yang secara drastis memangkas ukuran pemerintah.
"Kami pikir Donald Trump telah sangat efektif memangkas pengurangan publik," kata Palmer ketika meluncurkan partai bentukannya, dikutip dari Reuters, Rabu (19/2).
Palmer mengkritik imigrasi massal dan mengatakan partainya hanya mengakui dua jenis kelamin. Lagi-lagi, ini sejalan dengan posisi Trump di periode kedua pemerintahannya.
Partai Trumpet of Patriots berencana untuk mencalonkan kandidatnya di semua 150 kursi di majelis rendah Australia, juga di majelis tinggi yang dikenal sebagai Senat.
ADVERTISEMENT
Palmer merupakan orang terkaya ke-18 di Australia dengan kekayaan bersih USD 2,1 miliar menurut Forbes. Ia sebelumnya memimpin partai sayap kanan United Australia Party (UAP) dan duduk sebagai anggota parlemen di majelis rendah selama 3 tahun dari 2013.
Palmer menghabiskan sekitar AUD 100 juta untuk berkampanye bagi UAP dalam pemilihan federal terakhir, yang menghasilkan satu senator di Senat.
Namun, Palmer gagal mendaftarkan UAP tepat waktu untuk pemilihan yang akan berlangsung pada Mei tahun ini.
Perdana Menteri Anthony Albanese masih belum mengumumkan tanggal pemungutan suara, yang kemungkinan akan digelar di awal Maret setelah bank sentral Australia memangkas suku bunga pada Selasa (18/2). Pemangkasan itu diharapkan menjadi dorongan bagi pemerintahan yang popularitasnya menurun karena tekanan biaya hidup.
ADVERTISEMENT