Miliarder Gusuran Tol di Sleman Investasi Beli Vila Lalu Dijadikan Indekos Mewah

7 September 2021 19:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Dusun Sanggrahan Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. 90 rumah di dusun ini terdampak pembangunan tol Yogya-Bawen. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Dusun Sanggrahan Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. 90 rumah di dusun ini terdampak pembangunan tol Yogya-Bawen. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Miliarder baru bermunculan di Pedukuhan Pundong 3, Desa Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka mendapat miliaran rupiah dari ganti rugi usai rumah atau tanahnya digusur guna pembangunan Tol Yogya-Bawen.
ADVERTISEMENT
Dukuh Pundong 3, Pekik Basuki, mengatakan ada 25 rumah yang tergusur di wilayahnya. Meski ada beberapa yang membeli mobil, tapi fokus utama warga adalah membangun rumah dan usaha.
"Fokusnya masih bangun rumah, ada penawaran (dari sales mobil motor) juga nggak begitu direspons warga, masih fokus bangun rumah," kata Pekik dihubungi wartawan, Selasa (7/9).
Mengenai pemanfaatan usaha, Tri Baningsih yang tak lain istri dari Pekik, punya cara jitu dalam memanfaatkan uang hasil ganti rugi yang mencapai Rp 9 miliar. Dia membeli vila yang kemudian akan dimanfaatkan sebagai kos eksklusif. Ia juga membangun rumah pengganti.
"Saya punya gambaran uang sisa itu mau dibuat beli kos-kosan kebetulan ada tawaran di vila Kaliurang itu, kebetulan saya orang pendidikan, lalu saya konsultasikan ke anak-anak saya yang ekonomi. Anak saya bilang itu nanti beli saja, vila dua lantai ada kolam renang ada laut buatan itu," ujar Ning yang berprofesi sebagai PNS itu.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan bahwa lokasi vila itu dekat dengan kampus Universitas Islam Indonesia (UII) pusat. Sehingga cukup menarik untuk dijadikan investasi.
"Di kawasan wisata, jalan kaliurang kampus UII ke barat. Jogja Eco Wisata. Investasi lautan buatan ditambah vila yang mau saya ubah menjadi kost eksklusif," bebernya.
Suasana Dusun Sanggrahan Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. 90 rumah di dusun ini terdampak pembangunan tol Yogya-Bawen. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ibu dua anak ini mengatakan, sebelum dana dari tol cair dia justru menjual dua mobilnya. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk membangun rumah untuk transit. Sehingga ketika rumah sudah digusur dia tidak akan kebingungan.
"Sehingga nanti kalau rumah saya itu sewaktu-waktu di gusur itu kan saya harus sudah punya rumah sendiri yang kecil untuk menyimpan surat-surat berharga, sehingga sebelum uang tol itu cair saya harus punya duit untuk membangun rumah sederhana itu," ucap Ning,
ADVERTISEMENT
Setelah uang tol cair, Ning kemudian membangun rumah pengganti yang utama di tanah yang ia miliki tak jauh dari rumah yang digusur. Selain itu, uang yang dari tol ini dialokasikan untuk pendidikan anaknya.
Suasana Dusun Sanggrahan Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. 90 rumah di dusun ini terdampak pembangunan tol Yogya-Bawen. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Anaknya yang pertama sudah bekerja dan anak keduanya masih berkuliah di UGM. Dia pun punya cita-cita paling tidak anaknya bisa lulus jenjang S2 seperti dirinya.
Ning juga berencana membelikan tempat tinggal bagi anaknya yang di Jakarta. Hunian dapat berupa apartemen atau rumah
"Tapi masih berpikir apakah anak saya mau beli apartemen atau rumah," katanya.
Lebih lanjut, Ning justru tidak kepikiran untuk membeli mobil pengganti. Menurutnya, mobil tidak teramat penting. Toh tempat bekerjanya bisa dijangkau menggunakan motor.
"Saya cukup ke mana-mana naik motor," ujarnya.
ADVERTISEMENT