Militer Ethiopia Tuduh Dirjen WHO Otak di Balik Pemberontakan Tigray

19 November 2020 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/PIERRE ALBOUY
zoom-in-whitePerbesar
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/PIERRE ALBOUY
ADVERTISEMENT
Militer Ethiopia menuduh Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ada di belakang pemberontak Tigray. Saat ini, perang saudara antara penguasa Tigray dan militer Ethiopia tengah berlangsung.
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Darat Militer Ethiopia Berhanu Jula mengatakan, Tedros berupaya melobi dunia dan mempersenjatai penguasa Tigray. Tedros diketahui berasal dari wilayah konflik itu.
Saat pemerintah Ethiopia dikuasai oleh Front Pembebasan Masyarakat Tigray (TPLF), Tedros menjabat sebagai menteri kesehatan.
Menurut Berharu, saat ini Tedros bagian dari pimpinan pemberontak Tigray yang ingin merusak stabilitas Ethiopia di bawah kepemimpinan PM Abiy Ahmed.
Anggota milisi wilayah Amhara naik truk mereka saat mereka menuju untuk menghadapi Tigray People's Liberation Front (TPLF), di Sanja, wilayah Amhara dekat perbatasan dengan Tigray, Ethiopia. Foto: Tiksa Negeri/REUTERS
“Dia bekerja di negara tetangga yang mengutuk perang. Dia bekerja untuk mereka agar mendapat senjata,” kata Berhanu seperti dikutip dari AFP.
“Apa yang kamu harapkan dari dia? Kami tidak berharap dia ada di sisi warga Ethiopia,” sambung dia.
Tedros sampai saat ini belum merespons tuduhan militer Ethiopia.
Tedros memimpin WHO sejak 2017. Sejak pandemi corona, Tedros adalah sosok terdepan penanganan corona dunia lewat organisasi yang dipimpinnya. Majalah TIME bahkan memasukkan Tedros ke peringkat satu orang paling berpengaruh di dunia tahun 2020.
PM Ethiopia Abiy Ahmed. Foto: Tiksa Negeri/REUTERS
Sementara itu, operasi militer untuk menyerbu Tigray sudah dilakukan sejak 4 November 2020. PM Abiy menyatakan, operasi militer dilakukan karena TPLF menolak perintah dan keberadaan pemerintah pusat. TPLF dituduh berupaya mengacaukan stabilitas negara.
ADVERTISEMENT
TPLF juga mengaku geram karena dijadikan kambing hitam atas kesengsaraan di negara itu. Pertikaian sengit itu membuat TPLF menggelar pemilu lokal sendiri. Tindakan TPLF melanggar anjuran pemerintah yang meminta pemilu lokal ditunda karena pandemi corona.
Kemarahan Abiy terhadap TPLF makin menjadi saat dua kamp militer Ethiopia di Tigray diserang. Dia menuduh tentara TPLF sebagai pelaku serangan yang dianggapnya sudah lewat batas.
Akibat pertempuran yang terjadi di Ethiopia, PBB menyatakan bahwa krisis kemanusiaan di negara itu sedang berlangsung. Sebab, hampir setiap hari ribuan orang warga Tigray mengungsi ke Sudan. Kini ada sebanyak 36 ribu pengungsi Tigray yang telantar di Sudan.