Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
India dan China tengah bersitegang di perbatasan dengan konflik bersenjata yang menewaskan para tentara. Ketegangan ini dikhawatirkan akan berimbas kepada konflik yang lebih besar dan meluas, di tengah upaya kedua negara mengatasi pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Pada ketegangan Senin lalu, India menyatakan 20 tentara mereka terbunuh dalam konflik dengan pasukan China di perbatasan barat Himalaya, wilayah Ladakh. Sementara China tidak mengungkapkan berapa tentara mereka yang luka atau tewas.
Konflik tersebut adalah yang paling mematikan antara kedua negara pemilik senjata nuklir itu sejak 1967. Atas peristiwa itu, kedua negara saling menyalahkan.
Kondisi ini dikhawatirkan bisa berujung pada perang kedua negara. Dilihat dari posisi kekuatan militernya, India dan China sama-sama tidak bisa dianggap enteng. Keduanya memiliki kekuatan militer yang besar, dan terlebih lagi mereka punya rudal nuklir.
Anggaran pertahanan
India memiliki anggaran pertahanan pada 2019 mencapai USD 57 miliar atau lebih dari Rp 800 triliun. Angka ini terlihat kecil jika dibandingkan anggaran pertahanan China.
ADVERTISEMENT
Mengutip situs Defense News, China tahun ini meningkatkan anggaran mereka 6,6 persen. Peningkatan ini menjadikan anggaran China menjadi USD 178,2 miliar, lebih dari Rp 2.500 triliun. China menjadi negara kedua dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.
Selain untuk membeli dan memodernisasi persenjataan, anggaran ini juga untuk menggaji dan merekrut para tentara.
Menurut situs pembanding kekuatan militer, Global Fire Power, India memiliki 3.462.500 personel militer. Sementara China memiliki 2.693.000 tentara.
Angkatan Darat
Pada persenjataan angkatan darat, China memiliki 3.500 tank tempur sementara India unggul dengan 4.292 tank. Tapi untuk kendaraan tempur lapis baja, China jauh lebih unggul dengan 33 ribu unit sedangkan India hanya 8.688.
China juga unggul dalam peluncur roket. Situs Global Fire Power menyebut China memiliki 2.650 peluncur roket, India hanya 266. China juga menang pada jumlah artileri dengan lebih dari 7.000 unit, India hanya sekitar 4.300.
Angkatan Laut
ADVERTISEMENT
Pada pertempuran laut, China juga unggul dengan 777 armada tempur laut, India hanya 285. China juga memiliki dua kapal induk, India hanya satu. China memiliki 74 kapal selam sementara India 16.
Di berbagai kelas kapal perang, China juga unggul dalam jumlah. Salah satunya di kelas fregat, China unggul dengan 52 kapal dengan India yang hanya 13.
Angkatan Udara
Pertempuran udara banyak dipilih saat ini ketimbang serangan darat karena tak banyak mengorbankan tentara. China lagi-lagi unggul dalam sisi ini.
China memiliki total 3.210 jet tempur, sementara India 2.123. China juga semakin mengejar ketinggalannya dalam hal teknologi perang udara dari Amerika Serikat. China dilaporkan terus mengembangkan teknologi jet tempur siluman penghindar radar, J-20, untuk menandingi jet B-2 milik AS.
ADVERTISEMENT
India juga tak ingin ketinggalan. Tahun ini, India akan membangun 114 jet tempur di dalam negeri. Untuk program ini, India merogoh kocek hingga USD 17 miliar.
Senjata Nuklir
India dan China sama-sama memiliki senjata nuklir. Satu-satunya bom nuklir yang pernah digunakan untuk perang adalah saat Perang Dunia II di Jepang oleh AS, menewaskan ratusan ribu orang.
India tidak pernah mengumumkan secara gamblang berapa jumlah hulu ledak nuklir yang mereka miliki. Namun data lembaga Federation of American Scientist memperkirakan India punya 130-140 senjata nuklir. India juga telah mengayakan plutonium ke tingkat yang mampu membuat 150-200 senjata nuklir lagi.
China lebih banyak lagi. Menurut data lembaga think-tank Swedia Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), China tahun ini memiliki 320 rudal nuklir di gudang senjata mereka.
ADVERTISEMENT