Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Militer Israel Bantah soal Laporan Hamas Penggal Bayi
11 Oktober 2023 10:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Israel tidak memiliki informasi tentang dugaan pasukan Hamas memenggal bayi. Dari postingan yang berseliweran di media sosial, aksi itu dituding dilakukan saat Hamas memulai serangan mendadak ke Israel pada Sabtu (7/10) pagi.
ADVERTISEMENT
Tudingan itu ditujukan kepada sayap militer Hamas, Brigade Qassam. Oleh berbagai pihak Hamas dituduh memenggal banyak bayi Israel.
Kantor berita Turki Anadolu menghubungi kantor juru bicara militer Israel untuk menanyakan hal tersebut.
"Kami melihat berita itu, tapi kami belum memiliki detail atau mengkonfirmasi itu," kata kantor juru bicara militer Israel.
Laporan mengenai tuduhan kekejaman Hamas disampaikan berbagai media terafiliasi Barat yang pro-Israel. New York Post dalam laporannya menulis Hamas membunuh 40 bayi serta bocah, lalu memenggalnya.
Tindakan itu diduga terjadi di Kibbutz yang berada dekat perbatasan dengan Gaza.
Laporan reporter CNN di lapangan Nic Robertson hanya mengatakan bahwa terjadi pembunuhan di Kibbutz.
Tabloid Inggris, Metro, juga mengunggah headline berjudul "40 bayi dibunuh Hamas". Namun, kabar itu disangkal oleh Sky News yang menyatakan bahwa kepala korespondennya di lapangan tidak melihat ada bukti bahwa bayi-bayi Israel dipenggal oleh Hamas.
ADVERTISEMENT
Memang, banyak video atau foto yang ditudingkan sebagai kekejaman Hamas berseliweran di media sosial menyusul perlawanan Hamas yang tak terduga pada 7 Oktober lalu. Setelah diverifikasi, tak sedikit postingan itu hoaks atau propaganda kubu pro-Israel.
Per Selasa (10/11), jumlah korban jiwa perang Israel-Hamas mencapai 1.900 orang. Jumlah itu terdiri dari 900 warga Palestina dan 1.000 warga Israel.
Saat ini Israel telah memblokir total Gaza — wilayah jajahan Israel yang menjadi "penjara terbesar" di dunia akibat blokade sejak 2006. Saluran air dan listrik di Gaza juga diputus oleh Israel.