Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk tak mengundang pemimpin Junta Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, disebabkan tidak adanya progres terkait perbaikan kondisi negara itu.
Padahal pada April lalu ASEAN telah menggelar KTT khusus di Jakarta demi membantu penyelesaian krisis Myanmar. Usai KTT darurat yang dihadiri pula oleh Jenderal Min, Junta sepakat memperbaiki kondisi.
Komitmen itu sampai enam bulan usai KTT darurat nyatanya tidak dipenuhi Myanmar. Junta bahkan melarang utusan khusus ASEAN bertemu pemimpin Myanmar yang dikudeta, Aung San Suu Kyi.
Sebagai respons lambatnya Myanmar memperbaiki keadaan negara, ASEAN memilih tidak mengundang Jenderal Min ke KTT yang rencananya digelar di Brunei pada 26 sampai 28 Oktober. Keputusan itu membuat Myanmar bereaksi negatif.
"Myanmar sangat kecewa dan keberatan atas keputusan pertemuan antar menteri ASEAN (yang tak mengundang pimpinan militer Myanmar)," ucap keterangan militer Myanmar seperti dikutip dari AFP.
"Keputusan terkait perwakilan Myanmar diambil tanpa konsensus dan berlawanan dengan objektivitas ASEAN," sambung mereka.
ADVERTISEMENT
Sejak kudeta sampai sekarang kekacauan politik dan keamanan masih terus berlangsung di Myanmar. Bahkan 1.000 lebih warga sipil yang menolak kekuasaan militer terpaksa kehilangan nyawa.
Junta pun berhadapan dengan konsekuensi berat atas buruknya kondisi Myanmar. Beberapa anggota militer dijatuhkan sanksi oleh negara-negara Barat.