Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Misteri Kematian Keluarga di Kalideres, Homicide-Suicide Atau Aliran Tertentu?
14 November 2022 16:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
ADVERTISEMENT
Kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat masih menyimpan banyak misteri. Salah satu penyebabnya kematian yang belum bisa dipastikan.
ADVERTISEMENT
Satu keluarga yang tewas, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (42), serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (68).
Polisi saat ini hanya menyebut tidak ada makanan di tubuh para korban. Di rumah itu juga tidak ada makanan. Polisi hanya menemukan bungkus makanan yang entah sudah sejak kapan. Dari hasil autopsi pula diketahui mereka meninggal 3 pekan lalu.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga ini? Apakah tidak mau atau tidak mampu makan? Atau mereka mengikuti sekte atau aliran dan pandangan tertentu dalam hidupnya?
Ketua RT 07/15 Perumahan Citra Garden, Tjong Tjie Xian, alias Asyung dan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi tak yakin mereka kelaparan.
ADVERTISEMENT
Baik Asyung dan Hengki mengatakan, narasi kematian akibat kelaparan itu belum bisa dipertanggungjawabkan. Asyung bahkan mengatakan keluarga itu tergolong mampu.
Ahli psikologi forensik dari Universitas Indonesia, Reza Indragiri Amriel, menyebut kematian yang dikaitkan dengan kelaparan juga belum bisa jadi kesimpulan penyebab kematian 4 orang anggota keluarga tersebut.
"Contohnya apakah kelaparan atau perut kosong itu sesungguhnya pilihan dari 4 orang tersebut secara sengaja memutuskan untuk tidak makan berhari-hari. Kalau itu yang jadi pilihan mereka maka bisa kita bayangkan ini adalah suicide alias mohon maaf bunuh diri," ujar Reza, Senin (14/11).
Reza menyebut, polisi perlu memastikan penyebab kematian setiap anggota keluarga. Sebab, bisa jadi setiap anggota meninggal karena penyebab yang berbeda atau lebih dari 1 penyebab kematian.
ADVERTISEMENT
“Dengan kata lain pihak kepolisian tetap harus memilah satu persatu untuk memastikan jenazah A meninggal karena apa, jenazah B meninggal karena apa, dan seterusnya. Karena tidak tertutup kemungkinan dari 4 orang tersebut ada faktor kematian yang sifatnya kombinasi,” ujar Reza.
Reza menjelaskan setidaknya ada 4 penyebab seseorang bisa meninggal dunia. Natural yaitu meninggal karena faktor alami karena sakit. Kemudian accident atau kecelakaan. Lalu bisa pula karena dibunuh atau malah bunuh diri.
Ahli forensik ini menegaskan dalam kasus kematian satu keluarga di Kalideres ini terdapat 4 orang yang meninggal dunia. Sehingga tidak boleh diambil kesimpulan tunggal.
Terlibat Aliran Tertentu?
Reza menjelaskan penyebab kematian melihat dari beberapa hal. Pertama, bagian dalam rumah tetap rapi. Kedua, keluarga meminta agar PLN memutus aliran listrik ke rumah. Ketiga, tiga dari empat jenazah tergolong lansia dan memiliki masalah kesehatan.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu semua, ada hal yang perlu dicermati. Ada keluarga mereka yang bilang jenazah akan dikremasi yang jadi penanda tentang keyakinan mereka.
Rencana kremasi di Cilincing itu sempat disampaikan oleh Asyung sang ketua RT. Tapi, sampai Senin siang jenazah belum diambil dari RS Polri Kramat Jati.
“Sepengetahuan saya, pada keyakinan yang mempraktikkan kremasi, kematian adalah transformasi dari satu kehidupan ke kehidupan lain. Bunuh diri tidak absolut dipandang sebagai keburukan. Sebagian di antaranya justru memiliki justifikasi moral,” kata Reza kepada kumparan melalui pesan teks, Senin (14/11).
Soal keterlibatan sekte atau aliran tertentu, Sosiolog kriminal purna UGM, Soeprapto, menyebut kemungkinan ini bisa terjadi. Sebab, meskipun tidak ada sekte yang mengajarkan pengikutnya untuk mati sia-sia, bisa jadi ada aliran yang mengajarkan penganutnya untuk hidup pasrah tanpa berupaya secara maksimal.
ADVERTISEMENT
“Bahwa mereka diduga terlibat sekte tertentu, sudah pasti tidak ada sekte tertentu apa pun yang akan mengajarkan anggotanya untuk membiarkan dirinya mati konyol,” ujar Soeprapto kepada kumparan melalui pesan teks, Senin (14/11).
Tapi terlepas dari apa pun penyebabnya, Soeprapto menyebut dalam pandangan Sosiologis, satu keluarga di Kalideres ini mengalami “anomi”.
Kondisi di mana seseorang atau individu yang terlepas dari arahan, petunjuk, atas keinginan dan atau harapan yang tidak dapat dicapai oleh individu.
Keluarga ini terlepas atau melepaskan diri (terkucil atau mengucilkan diri) dari kontrol masyarakat setempat. Sehingga saat mereka mengalami masalah, tidak ada anggota masyarakat yang dapat menolong karena tidak terpantau.
“Yang pasti keluarga ini telah menyikapi hidup secara salah, dan kesalahan ini tidak mendapat arahan dari siapa pun karena mengucilkan diri,” ujar Soeprapto.
ADVERTISEMENT
Menjauh dari Keluarga dan Tetangga
Sebelumnya Ketua RT 07/15 Perumahan Citra Garden, Tjong Tjie Xian alias Asyung, menyebut keluarga yang tewas di Kalideres memiliki sifat tertutup. Mereka jarang berinteraksi dengan warga sekitar bahkan juga ke saudaranya.
Asyung mengaku sudah berupaya untuk membuka komunikasi dengan keluarga tersebut. Tapi sangat sulit diterima.
"Saya sebagai Ketua RT sudah melakukan berbagai cara tentunya untuk saling berkomunikasi, ayo sama-sama kegiatan biar bisa kenal satu sama lain, seperti itu," katanya (12/11).
"Kalau menyapa ya mengapa orangnya, cuma tertutupnya itu lo. Ketemu orang senyum, manggut, sudah, selesai masuk rumah. Tidak mau berinteraksi," sambungnya.
Asyung mengatakan, upaya-upaya warga untuk berkomunikasi dengan keluarga tersebut sudah terus dilakukan selama bertahun-tahun. Namun, lantaran respons mereka terus-terusan menutup diri, warga lama kelamaan menjadi sungkan dan menganggap bahwa mereka memang sebagai keluarga yang tertutup.
ADVERTISEMENT
Keluarga juga merasakan hal yang sama. Keluarga Rudy sudah tak bertemu dengan kerabat lainnya selama 20 tahun. Terakhir komunikasi terjalin hanya lewat telepon, itu pun 5 tahun lalu.
Satu keluarga ditemukan tewas dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11) malam. Mereka ialah Rudyanto Gunawan (71) kepala rumah tangga, K. Margaretha Gunawan (68) istri, Dian (42) anak perempuan, dan Budyanto Gunawan (68) adik Rudyanto.
Hingga kini polisi masih menyelidiki penyebab kematian keempat orang tersebut. Hasil laboratorium forensik sementara mengungkap di dalam lambung keempat korban tidak ditemukan nutrisi. Mereka juga tidak makan dalam waktu yang lama karena tak ada makanan di lambung mereka.