Misteri Tewasnya Ripin di Deli Serdang, Sumut

10 Juni 2025 8:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Ilustrasi Mayat. Foto: andriano.cz/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mayat. Foto: andriano.cz/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penyebab tewasnya Ripin (23 tahun) pada Minggu (27/4) masih menjadi misteri. Ia sebelumnya disebut menjadi korban tabrak lari saat kencing di pinggir jalan wilayah Deli Serdang. Saat itu ia dalam perjalanan dari Medan ke rumahnya di Sergai.
ADVERTISEMENT
Polisi masih menyelidiki kasus ini. Termasuk soal dugaan motif klaim asuransi jiwa dalam kematian Ripin.
Ripin adalah pria asal Sergai yang tewas usai pergi 3 hari bersama bibinya, JW, ke Kota Medan. Bibi ini yang membayari asuransi jiwa Ripin setiap bulannya.
“Masih dalam proses penyidikan (soal masalah dugaan klaim asuransi). Untuk hasilnya karena masih berproses belum bisa kami sampaikan,” kata Risqi saat dikonfirmasi, Senin (9/6).
Risqi bilang, jasad Ripin pun sudah diautopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya.

Tubuh Penuh Luka

Ilustrasi TKP pembunuhan. Foto: Fatah Afrial/kumparan
Polisi mengungkap kondisi tubuh Ripin (23 tahun) saat pertama kali ditemukan. Di sekujur tubuh pria itu dipenuhi luka.
“Ya kalau lukanya namanya ditemukan pasti ada luka,” kata Kasat Reskrim Polres Deli Serdang Kompol Risqi Akbar, Senin (9/6).
ADVERTISEMENT
Polisi mengungkap hasil autopsi Ripin sudah keluar. Namun belum bisa diungkap ke publik demi kepentingan penyidikan.

Periksa 10 Saksi

Dalam kasus ini polisi telah memeriksa 10 saksi. Salah satunya bibi Ripin, JW.
“Terlapor sudah diperiksa, termasuk dalam 10 orang yang diperiksa itu dia,” kata Kasat Reskrim Polres Deli Serdang Kompol Risqi Akbar.

Bantahan Kuasa Hukum Bibi

Kuasa hukum JW yakni Darman Yosef memberikan penjelasan soal kasus tewasnya Ripin. Ia membantah tudingan bahwa Ripin dibunuh oleh JW.
“Setahu saya yang saya dapat info dari klien, dia gak ada lakukan pembunuhan dan memang itu murni itu (kecelakaan) ada orang buang air kecil dia parkir, dia keluar ditabrak,” kata Darman, Senin (9/6).
Ilustrasi kecelakaan. Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Darman pun menjelaskan soal Ripin yang ditemukan tidak menggunakan baju saat jasadnya ditemukan. Bajunya saat itu ditemukan di seberang jalan.
ADVERTISEMENT
Darman bilang, JW dan anaknya berencana mengevakuasi Ripin. Untuk menghindari darah belepotan, keduanya berinisiatif untuk membuka baju Ripin dan dijadikan kain lapisan.
Namun, keduanya tidak sanggup mengevakuasi jasad dan akhirnya menelepon keluarga Ripin, namun keluarga Ripin tak merespons sehingga mereka menghubungi pihak Taman Damai Sejahtera (TDS) Angsapura agar mengevakuasi korban. TDS merupakan lokasi melakukan kremasi.
“Masalah TDS itu kan dia sudah meninggal dibawa ke sana, jadi sudah meninggal mau dibawa ke mana? Mau ke rumah sakit lagi kan gak mungkin hidup juga,” kata Darman menjawab soal pihak keluarga Ripin yang mempertanyakan mengapa korban dibawa ke lokasi kremasi.
“Orang kan sudah panik, gitu loh, kecuali Ripin masih hidup lalu kita bilang ke TDS bawa aja ke sana itu kan lain hal,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Darman juga membantah soal dugaan motif klaim asuransi jiwa di balik tewasnya Ripin.
Darman bilang, JW memang membiayai asuransi Ripin dan keluarganya. Alasannya, JW punya keuangan yang lebih baik dibanding keluarganya yang lain. JW juga disebut tak hanya membiayai keluarga Ripin, melainkan saudara yang lain.
Selain itu, kata dia, yang menjadi penerima manfaat asuransi jiwa juga bukan JW. Melainkan, Rudy yang merupakan saudara kandung Ripin.
Untuk itu, bagi Darman, tudingan soal JW membunuh demi asuransi itu tidak benar.
“Jadi gini logikanya, kalau dibilang bibinya investasi kan, dia semua asuransikan. Bibinya ini hanya menawarkan ada asuransi ini, lu mau gak? Dia kan sudah dewasa gak mungkin dipaksa,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Kalau dia tidak tanda tangan kan gak jadi, kan begitu, ini tuduhannya kita kasih mati orang supaya dapat asuransi, gimana ceritanya kan penerima manfaatnya Rudy (saudara kandung Ripin). Ngapain kita bunuh, kita gak dapat kok?” jelasnya.
Dugaan Darman, justru Rudy yang khawatir bila dana asuransi diminta oleh sang bibi sebagian.
Sebab, kata dia, saat ayah Ripin meninggal, JW dan Rudi sama-sama mendapat bagian. Namun tidak didetailkan lebih lanjut soal bagian yang dimaksud.
Asuransi kala itu disebut cair sekitar Rp 152 juta.

Berawal dari Dugaan Tabrak Lari

Ripin sebelumnya disebut tewas usai ditabrak lari mobil L300 saat hendak kencing di pinggir jalan.
Kata kuasa hukum JW, Darman Yosef, menuturkan Ripin dibawa ke Medan usai dijemput dari Sergai untuk menemani JW membeli telur dan mencari gelang yang hilang di peternakan.
ADVERTISEMENT
Namun, usai dinyatakan tewas, keluarga menilai ada kejanggalan. Di sisi lain, polisi juga memastikan bahwa Ripin tak tewas karena kecelakaan.
“Iya berdasarkan keterangan saksi, olah TKP, kesesuaian keterangan saksi, kita sudah gelar perkara, kita sudah cek alat bukti memang gak terjadi (kecelakaan),” kata Kasat Lantas Polres Deli Serdang AKP Johan Kurniawan.
Keluarga korban Ripin, melalui kuasa hukumnya, Mardi Sijabat, berharap polisi dapat segera mengungkap motif dalam kejadian ini.
Namun, Mardi menyinggung soal klaim asuransi yang diduga bisa jadi titik terang kasus ini.