Mobil Listrik Buatan Mahasiswa Aceh Siap Meluncur di Singapura

9 Februari 2018 14:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, kembali meluncurkan karya terbaru mobil listrik hemat energi yang diberi nama Malem Diwa Urban R 2.0. Mobil ini merupakan penyempurnaan dari mobil listrik seri sebelumnya hasil karya mereka.
ADVERTISEMENT
Mobil listrik inovasi terbaru yang tetap mempertahan ciri khas keacehan dengan desain motif batik pinto Aceh (pintu Aceh) di body-nya, dipersiapkan untuk kompetisi internasional Shell Eco Marathon. Lomba itu akan berlangsung Maret 2018 di Singapura.
Malem Diwa Urban R 2.0 dirakit oleh mahasiswa dari jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektro. Proses pembuatan menghabiskam waktu sekitar enam bulan mulai dari merancang frame hingga merakit mobil yang dikerjakan di dalam laboratorium teknik masim kampus setempat.
Kelebihan pada mobil kali ini mahasiswa memberikan sistem penggerak menggunakan transmisi (freewheel) sehingga lebih hemat energi, dengan kecepatan 30 km/jam. Tidak hanya itu mobil juga dirakit menggunakan alumunium tipis dengan berat sekitar 10 kilogram.
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Ketua Lab Desain dan Manufaktur Jurusan Teknik Mesin Unsyiah, Muhammad Tadjuddin, berharap kehadiran Malem Diwa Urban R 2.0 hasil karya mahasiswa itu, mampu bersaing pada ajang perlombaan internasional Shell Eco Marathon yang diikuti oleh peserta dari seantero Asia.
ADVERTISEMENT
“Mahasiswa Fakultas Teknik Unsyiah rutin mengikuti kompetisi mobil listrik hemat energi di tingkat nasional. Bahkan, di tahun 2015 berhasil meraih juara tiga Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE). Kita harapkan kompetisi Internasional ini Unsyiah mampu meraih juara,” katanya kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (9/1).
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Tadjuddin mengaku, pada kompetisi nanti pesaing terberat adalah dari Jepang, Filipina, dan Taiwan. Kendati demikian, mahasiswanya telah menghadirkan inovasi baru dan perbaikan pada mobil terus dilakukan. Bahkan karya kali ini lebih bagus dan signifikan, karena akan mengikuti kompetisi tingkat internasional.
“Tiga negara tadi itu tidak bisa kita anggap remeh tetapi kita juga sudah siap untuk bersaing apalagi dengan karya dan performa yang baru pada Malem Diwa,” tuturnya.
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Agung Saputera, mahasiswa Teknik Mesin yang ditunjuk sebagai manajer pada proses pembuatan Malem Diwa, menjelaskan, pada ajang perlombaan mendatang mobil hemat listrik itu akan diuji dengan jarak sekitar 12 kilometer atau delapan lap untuk menempuh waktu kurang dari 30 menit.
ADVERTISEMENT
“Jadi dengan waktu 30 menit bagaimana seorang driver mampu mengemudikan kendaraannya sebaik mungki dengan efisiensi tinggi. Dan apabila energi yang dikeluarkan itu kecil maka dialah juaranya,” kata Agung.
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Malem Diwa mobil listrik karya mahasiswa Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)