news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mobilitas Warga di Jakarta saat PPKM Darurat: Kantor Turun 10%, Rumah Naik 12%

12 Juli 2021 17:17 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi berjaga di pos penyekatan PPKM Darurat di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/7/2021). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berjaga di pos penyekatan PPKM Darurat di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/7/2021). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM Darurat) berlaku di Jawa dan Bali sejak 3 Juli lalu. Pembatasan itu bertujuan untuk mengurangi mobilitas masyarakat, sehingga penularan virus corona pun dapat dihentikan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan aturan, sejumlah tempat tak boleh dibuka selama PPKM Darurat. Mulai dari mal atau pusat perbelanjaan hingga tempat wisata yang ditutup 100 persen. Kantor-kantor nonesensial pun harus menerapkan bekerja dari rumah (WFH) 100 persen.
Meski demikian, masih ada sejumlah perusahaan nonesensial yang nekat buka saat PPKM Darurat. Tak hanya itu, sejumlah kafe hingga tempat SPA pun masih ada yang buka. Mereka mencuri-curi kesempatan di tengah melonjaknya kasus corona.
Lantas, bagaimana data penurunan mobilitas selama PPKM Darurat di DKI Jakarta?
Kami mencoba melihat data mobilitas di DKI Jakarta dengan menggunakan data Mobility Report yang disediakan Google. Data tersebut mengukur lalu lintas masyarakat berdasarkan data Global Positioning System (GPS) di smartphone pengguna. Data ter-update ada pada tanggal 8 Juli 2021.
Petugas kepolisian bersama pengguna jalan berdoa di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Google mengklasifikasikan mobilitas masyarakat ke enam aspek destinasi. Yakni, Retail & Rekreasi, Toko Bahan Makanan & Apotek, Taman, Pusat Transportasi Umum, Tempat Kerja, dan Area Permukiman.
ADVERTISEMENT
Data naik turun mobilitas ke enam destinasi itu lalu dicatat Google dengan dasar nilai median periode 3 Januari - 6 Februari 2020 atau saat sebelum pandemi. Apabila angka dalam laporan Google tertulis minus, maka terdapat penurunan mobilitas di destinasi tersebut.
Di bawah ini merupakan data naik atau turunnya mobilitas masyarakat di 6 aspek destinasi. Hasil perhitungan data di sini merujuk pada data H-1 PPKM Darurat, yaitu 2 Juli 2021, terhadap data PPKM Darurat yang paling update, yaitu data 8 Juli 2021.

Retail dan Rekreasi (Turun 17%)

Klasifikasi retail dan rekreasi meliputi mobilitas untuk tempat-tempat seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop. Tempat-tempat ini ditutup sepenuhnya saat PPKM Darurat. Google pun mencatat, terjadi penurunan yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Pada hari pertama PPKM Darurat, misalnya, mobilitas di DKI Jakarta turun hingga -45 persen. Padahal di hari sebelumnya, mobilitas ke tempat-tempat tersebut masih ada di angka -26 persen. Pada 8 Juli 2021, mobilitas tercatat ada di angka -43 persen

Toko Bahan Makanan & Apotek (Turun 18%)

Klasifikasi toko bahan makanan dan apotek meliputi supermarket, toko grosir makanan, pasar tradisional, toko makanan khusus, toko obat, dan apotek. Sektor-sektor ini memang tidak ditutup selama PPKM Darurat
Meski demikian, tetap terjadi penurunan mobilitas ke lokasi-lokasi tersebut. Pada 2 Juli 2021, misalnya, mobilitas ada di angka 12 persen. Sementara pada 8 Juli 2021, mobilitas ke toko bahan makanan dan apotek turun menjadi -6 persen
ADVERTISEMENT

Taman (Turun 9%)

Klasifikasi ini meliputi tempat-tempat seperti taman nasional, pantai umum, dermaga, taman hewan peliharaan, lapangan terbuka, dan taman umum. Saat PPKM darurat, tempat-tempat ini juga ditutup sepenuhnya.
Pada 2 Juli 2021, mobilitas ada di angka -47 persen, lalu pada 3 Juli 2021, mobilitas ke tempat-tempat itu turun menjadi -63 persen. Pada 8 Juli 2021, mobilitas ke taman kini ada di angka -56 persen.

Transportasi Umum (Turun 10%)

Klasifikasi ini meliputi tempat-tempat seperti pusat transportasi umum. Mulai dari stasiun KRL, terminal bus, dan stasiun kereta api. Saat PPKM Darurat, transportasi umum dibuka secara terbatas.
Pada 2 Juli 2021, mobilitas ke transportasi umum ada di angka -47 persen. Namun pada 8 Juli 2021, angka mobilitas di transportasi umum ada di angka -57 persen.
ADVERTISEMENT

Tempat Kerja (Turun 10%)

Klasifikasi ini meliputi tempat kerja di sejumlah wilayah di DKI Jakarta. Pada 2 Juli 2021, mobilitas ke tempat kerja ada di angka -41 persen. Namun, pada hari pertama PPKM Darurat atau 3 Juli 2021, mobilitas ke tempat kerja justru naik jadi -34 persen.
Mobilitas ke tempat kerja lalu terus naik hingga tanggal 4 Juli 2021, yaitu di angka -29 persen. Lalu terus turun hingga di angka -51 persen pada 8 Juli 2021.

Area Pemukiman (Naik 12%)

Klasifikasi ini meliputi area pemukiman penduduk. Pada 2 Juli 2021, mobilitas ke area pemukiman ada di angka 18 persen. Namun setelah PPKM Darurat berlaku, mobilitas ke area pemukiman terus naik signifikan.
ADVERTISEMENT
Pada 8 Juli 2021, misalnya, mobilitas di area pemukiman naik menjadi 28 persen. Artinya, masyarakat makin lebih banyak yang memilih berada di rumah.
****
Saksikan video menarik di bawah ini: