Moeldoko: Audrey Yu Jia Hui Diakomodasikan Bekerja di BPPT

8 Juli 2019 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Moeldoko. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko mengakui nama Audrey Yu Jia Hui menjadi salah satu kandidat karyawan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun hingga saat ini belum ada penawaran langsung ke Audrey.
ADVERTISEMENT
“Iya diakomodasikan ke BPPT,” kata Moeldoko di Istana Bogor, Senin (8/7).
Namun Moeldoko mengaku belum ada posisi khusus yang akan diberikan ke Audrey. Yang jelas namanya dipertimbangkan untuk menjadi karyawan BPPT.
“Kan nanti dilihat. Kan di sana bagaimana dari sisi birokrasinya. Saya juga khawatir kalau anak-anak hebat begitu. Masuk birokrasi ribet. Nanti akan dilihat. Mesti diberikan porsi yang pas untuk kebutuhan mereka. Jangan terhambat. Tapi ada beberapa pilihan,” ungkap dia.
Soal kabar pertemuan Audrey dengan Presiden Jokowi di KTT G20 di Jepang yang viral di medsos, Moeldoko mengaku belum tahu. “Aku kan enggak ikut ke Jepang. Tapi yang jelas sudah diakomodasikan ke BPPT,” tuturnya.
Moeldoko juga menampik isu bahwa nama Audrey menjadi salah satu kandidat menteri Jokowi. Meski sebelumnya, Jokowi memang mengambil ancang-ancang akan mengambil anak muda untuk membantunya.
ADVERTISEMENT
“Belum sampai ke sana (ditawari posisi menteri),” ujarnya.
Nama Audrey Yu Jia Hui belakangan menjadi perbincangan di media sosial terkait kejeniusan dan sederet prestasinya.
Audrey lulus dengan predikat summa cumlaude di The College of William And Mary di Virginia di usia 16 tahun.
Ia juga termasuk dari salah satu 72 duta prestasi Indonesia. Audrey terpilih karena sederet prestasinya juga ceritanya berjuang melawan diskriminasi kepada kaum minoritas.
Audrey juga sudah menulis 8 buku. Dua di antaranya yang populer berjudul ‘Mellow Yellow Drama’ (2014) dan ‘Mencari Sila Kelima’ (2016). Keduanya diterbitkan oleh Bentang Pustaka.
Di balik kejeniusan Audrey ini, ternyata ada pihak yang tidak bertanggung jawab dan menyebarkannya untuk menebar hoaks. Kabar hoaks itu dia disebut bekerja di NASA dengan gaji Rp 200 juta/bulan, dan juga disebut bertemu dengan Jokowi di Jepang di sela KTT G20 yang baru lalu.
ADVERTISEMENT
Soal bantahan bekerja di NASA dan bertemu Jokowi disampaikan ayah Audrey, Budi Lukito, melalui percakapannya dengan Bentang Pustaka.
“Di balik itu, ya, Audrey memang jenius. Tidak diragukan lagi kecerdasannya,” ujar Corporate Communication Bentang Pustaka Afina Mahardhika saat dihubungi kumparan.