Moeldoko Dorong Sinergi Kementan Kembangkan Budidaya Porang dan Sarang Walet

16 Juni 2021 17:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang juga Kepala Staf Presiden (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko, mengatakan Presiden Jokowi saat ini memiliki perhatian besar terhadap peningkatan berbagai komoditas pertanian. Termasuk komoditas porang dan sarang burung walet.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Jokowi dan seluruh jajaran istana mendorong kemajuan sektor pertanian, khususnya budidaya porang dan sarang burung walet, untuk memulihkan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.
"Saya baru rapat dengan Presiden 2 minggu lalu dan membicarakan porang serta sarang burung walet. Bayangkan Istana rapat hanya membicarakan porang dan sarang burung walet. Ini kan sangat serius. Presiden sangat serius ingin budidaya porang dan walet ini menjadi komoditas unggulan nasional," kata Moeldoko saat menjadi pembicara pada Jaya Suprana Show, Rabu (16/6).
Bentuk asli sarang burung walet setelah dibersihkan dan sebelum diolah. Foto: Shutterstock
Seperti diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini juga terus mengoptimalkan budidaya dan produktivitas dua komoditas tersebut sebagai komoditas ekspor andalan Indonesia di pasar dunia.
Apalagi, komoditas porang dapat dibudidayakan di hampir seluruh daerah. Bahkan porang bisa menjadi bahan baku berbagai produk olahan sehat yang diminati masyarakat dunia. Begitu juga dengan komoditas sarang burung walet.
ADVERTISEMENT
Terlebih, kata Moeldoko, komoditas porang sudah berkembang di wilayah sentra Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. Komoditas ini mendadak tenar seiring banyak pabrik dan perusahaan dunia membutuhkan porang sebagai bahan baku makanan.
"Sekarang tepung mi saja bisa dibuat dari porang. Dan itu lebih sehat dibanding mi biasanya. Kemudian permintaan sarang burung walet juga kian hari kian meningkat," jelasnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengecek komoditas Porang dalam bentuk chip yang akan di ekspor ke Tiongkok. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Moeldoko menegaskan sektor pertanian adalah kekuatan utama sekaligus benteng negara dalam menghadapi gelombang pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia. Karena itu, menurutnya, HKTI siap bekerja sama dan bekerja keras membantu petani dalam meningkatkan produksi.
"Secara rasional pertumbuhan yang masih bertahan saat ini adalah sektor pertanian. Yang lainnya drop," ujarnya.
Mengenai hal ini, Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatannya mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan budidaya sarang burung walet dan produktivitas porang secara maksimal.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, kita akan kembangkan dan mengakselerasi porang walet mulai dari hulu sampai ke hilir, terutama melakukan pembinaan-pembinaan teknis kepada petani baik porang maupun sarang burung walet," jelasnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat kunjungan kerja meninjau rumah pemrosesan sarang burung walet di Surabaya. Foto: Kementan RI
Apalagi, menurut Syahrul, Presiden Jokowi sudah menitipkan pesan kuat agar upaya peningkatan dua komoditas tersebut berpihak kepada rakyat. Karena itu, ia mengingatkan akan ada regulasi yang nantinya tidak menghambat para petani dan industri lokal dalam melakukan budidaya.
"Saya selaku Mentan bersama dengan Mendag akan mencoba melakukan upaya maksimal serta memberikan ruang bagi petani porang dan tentu petani rumah burung walet agar besok kita mendapatkan nilai-nilai ekspor yang lebih banyak bagi kepentingan negeri dan rakyat," kata Syahrul.
Contoh perkebunan porang. Foto: Wikimedia Commons
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor hasil pertanian selama Januari-Mei 2021 mengalami kenaikan tinggi, yakni sebesar 13,39 persen.
ADVERTISEMENT
Kenaikan terjadi karena subsektor tanaman obat, sarang burung walet dan produk olahan lainya seperti rempah dan kopi mengalami kenaikan permintaan.
Dengan hasil tersebut, maka sektor pertanian secara kumulatif menyumbang kenaikan tinggi terhadap industri pengolahan, yakni sebesar 30,53 persen.