Moeldoko: Jangan Lupakan Aksi Terosisme yang Pernah Terjadi, Agar Selalu Waspada

6 Agustus 2022 12:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Moeldoko kenalkan 35 peserta Sekolah Staf Presiden. Foto: KSP
zoom-in-whitePerbesar
Moeldoko kenalkan 35 peserta Sekolah Staf Presiden. Foto: KSP
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengajak semua pihak tak melupakan aksi-aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Menurutnya, hal itu penting dilakukan agar terus terbangun kewaspadaan terhadap segala bentuk ancaman gangguan keamanan.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Moeldoko pada peluncuran buku “The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriot” dan Peringatan 19 tahun Tragedi JW Marriot 2003.
"Saya sepakat kita harus memaafkan aksi-aksi terorisme. Tapi jangan pernah melupakan peristiwa tersebut. Agar kita selalu waspada," kata Moeldoko, Sabtu (6/8).
Buku “The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriot” ditulis oleh Sony Soemarno, salah satu penyintas Bom JW Marriot pada 2003 silam. Moeldoko menegaskan, terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan dan sama sekali tidak berkaitan dengan ajaran agama apa pun.
"Apa pun alasannya, semua ajaran agama menolak aksi teror. Jadi aksi terorisme tidak bisa berlindung di balik agama," tegasnya.
Eks Panglima TNI ini juga menyampaikan sejak peristiwa teror bom JW Marriot 2003, pemerintah telah mengadopsi pendekatan Whole of Government untuk melawan terorisme. Mulai dari hulu dengan pendidikan hingga hilir melalui penindakan.
ADVERTISEMENT
Secara regulasi, Moeldoko melanjutkan pendekatan tersebut juga diperkuat dengan penerbitan UU No 5/2018 dan Perpres No 7/2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan.
Dia menambahkan jika merujuk kajian LAB45 pada 2021, tren serangan teror secara konsisten menurun sejak 2000. Nilai agregat pada Global Terrorism Index juga turun dari angka 6,55 pada 2022 menjadi 5,5 pada 2021.
"Nilai lebih rendah, berarti lebih baik. Ini hasil kerja keras pemerintah dan semua pihak dalam melawan terorisme. Pemerintah tidak bekerja sendiri," kata Moeldoko.
Hotel JW Marriot Jakarta Foto: Shutter Stock
Moeldoko juga memastikan, negara hadir untuk para korban aksi terorisme. Ia mencontohkan, pembayaran kompensasi kepada 215 korban terorisme dan ahli waris, dari 40 peristiwa terorisme masa lalu. Nilainya, sebesar Rp 39 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kehadiran negara diharapkan dapat membawa semangat baru serta optimisme baru bagi korban dan keluarganya," ujar Moeldoko.
"Saya juga berharap peluncuran buku ini (The Power of Forgiveness: Memoar Korban Bom JW Marriot) juga menjadi inspirasi kita semua untuk berjuang bersama melawan aksi terorisme," pungkasnya.