Moeldoko Minta CFD Tak Digunakan untuk Politik: Ada yang Terganggu

7 Mei 2018 22:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (Foto: REUTERS/Beawiharta)
ADVERTISEMENT
Beberapa pekan ini momentum Car Free Day (hari bebas kendaraan bermotor) menjadi perhatian publik. Pasalnya, ajang yang dijadikan sarana berolahraga bagi warga DKI itu berubah menjadi acara yang mengandung konten politik khususnya Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Menanggapi polemik soal Car Free Day, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko meminta momentum acara tersebut agar tidak dimanfaatkan untuk aktivias politik.
"Itu kan punya publik ya, bahwa kalau ya punya publik itu, jangan diganggu deh," ucap Moeldoko usai menghadiri sebuah diskusi di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (7/5)
Sebab, lanjut Moeldoko, warga DKI yang ikut CFD tidak merasa nyaman dengan aktivitas politik di kegiatan tersebut. Apalagi, belakangan, ada dua kelompok massa yang bertentangan menggelar kegiatan politik di CFD.
"Itulah kira-kira karena kan enggak semua orang satu.. (pandangan). Ada yang terganggu, enggak nyaman dan seterusnya," jelas dia.
"Jadi sebaiknya janganlah. Kalau untuk publik, untuk publik saja," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Kendati yang memanfaatkan CFD untuk aktivitas politik tak hanya dari kubu kontra Jokowi tetapi pun dari pendukung Jokowi, Moeldoko mengatakan pelaksanaan CFD mesti dievaluasi.
"Ya makanya mesti kita evaluasi. Kalau untuk publik ya jangan," tegas dia.