Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Momen Hangatnya Persahabatan Jokowi dan Presiden Afghanistan
31 Januari 2018 6:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo disambut bak tamu agung dalam kunjungannya ke Kabul, Afghanistan, pada Senin (29/1).
ADVERTISEMENT
Ini adalah kunjungan presiden Indonesia pertama ke Afghanistan setelah 57 tahun. Terakhir adalah Presiden Sukarno yang menyambangi Kabul pada 1961. Afghanistan jadi negara penutup dalam tur lima negara Asia Selatan yang dilakukan Jokowi.
Kunjungan Jokowi ke Kabul dilakukan di tengah suasana duka usai serangan bom yang menewaskan 103 orang pada Sabtu pekan lalu. Beberapa jam sebelum kedatangan Jokowi, terjadi penyerangan ke markas militer di Kabul. Walau suasana masih mencekam, namun kunjungan Jokowi yang berlangsung selama enam jam itu berjalan aman.
kumparan berkesempatan merekam momen keakraban Presiden Jokowi dan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Dalam kunjungannya ke Kabul, Afghanistan, Presiden Jokowi mendapat penghormatan khusus, untuk menjadi imam dalam salat zuhur, dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sebagai jemaahnya.
ADVERTISEMENT
Saat itu, sekitar dua shaf salat penuh terisi dengan rombongan pejabat dari Indonesia dan Afghanistan.
Jokowi dan jemaah tampak khusyuk menjalankan ibadah. Hingga akhirnya setelah selesai salat, Jokowi menyalami satu per satu jemaah yang ada di masjid Istana Presiden Arg.
Salah satu bentuk keakraban lainnya adalah tukar menukar tutup kepala. Semenjak turun dari pesawat, Jokowi terlihat mengenakan peci hitam. Ternyata, itu adalah peci yang akan diberikan untuk Presiden Ashraf Ghani.
Sementara Ghani menyematkan longi, topi panjang menjuntai di kepala Jokowi. Jika dibentangkan, longi ini bisa mencapai panjang 7 meter. Ghani juga memakaikan Jokowi chapan, jubah khas Afghanistan.
Kehangatan dua pemimpin itu mendapat pujian dari politisi senayan. Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyebut kesempatan Presiden Joko Widodo mengimami salat masjid itu merupakan langkah yang luar biasa. Menurut Hidayat, Jokowi yang diminta menjadi imam salat zuhur sangat menginspirasi.
ADVERTISEMENT
"Satu hal yang luar biasa, Presiden RI ada yang kedua kali datang ke Kabul, Afghanistan dan jadi imam, dan melakukan fungsinya dengan baik," kata Hidayat di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (30/1).
Menurut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu, potret salat berjemaah antara Jokowi dan Presiden Ghani itu menunjukkan sisi lain, bahwa sebagai pemimpin mereka tetap taat beribadah sebagai hamba Allah.
"Ini satu hal yang sangat inspiratif, dan nanti dengan fungsi beliau menyatukan dan jadi imam, bahkan makmumnya Presiden Afghanistan dan sebagainya, mudah-mudahan akan membekas tentang betapa seorang pemimpin tetap hamba Allah yang melakukan salat, jadi imam dan diikuti," jelasnya.
Politikus PKS ini berharap kejadian semacam ini dapat terus mencerminkan Jokowi sebagai pemimpin yang baik. "Mudah-mudahan sifat semacam ini tetap terjaga dan menghadirkan kepemimpinan yang sesuai kepemimpinan seorang imam dalam salat," tandas Hidayat.
ADVERTISEMENT